Mataram, NTB (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengoptimalkan capaian retribusi pasar agar bisa mencapai target yang ditetapkan sebesar Rp7,5 miliar hingga akhir 2025.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram H Irwan Harimansyah di Mataram, Selasa, mengatakan, salah satu langkah optimalisasi pencapaian retribusi pasar dengan mengumpulkan 50 juru pungut di 19 pasar tradisional se-Kota Mataram.
"Juru pungut kami minta tegas dan bekerja keras menagih setoran retribusi pasar yang cukup potensial sebagai salah satu penyumbang penerimaan asli daerah (PAD)," katanya.
Selain itu, pihaknya juga mengingatkan keberadaan juru pungut pasar yang masih nakal dengan meminta mereka pungut bekerja sesuai standar operasional prosedur yang ada.
"Jika ditemukan ada indikasi juru pungut bekerja di luar SOP, tentunya bisa kami berikan tindakan pembinaan," katanya.
Baca juga: Retribusi pasar di Mataram capai Rp3,9 miliar
Dengan langkah-langkah tersebut, katanya, diharapkan realisasi retribusi pasar bisa tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan.
Sementara, capaian retribusi pasar dari Januari-September 2025, menurut Irwan, yang belum sebulan dilantik menjadi Kepala Dinas Perdagangan mengaku
masih menunggu laporan lengkapnya.
"Tetapi dari realisasi tahun lalu, capaiannya cukup baik yang mencapai di atas 80 persen," katanya.
Menurut Irwan, sistem kerja juru pungut bertugas menarik retribusi harian dari pedagang berdasarkan luas los area yang digunakan.
Baca juga: Disdag: retribusi pasar tradisional di Mataram mencapai Rp3,5 miliar
Hasil pungutan tersebut wajib disetor langsung ke bendahara kantor pada hari yang sama, kecuali hari Minggu karena bendahara libur.
Setiap juru pungut memiliki target harian yang telah ditetapkan berdasarkan uji petik dan kesepakatan jumlah pedagang di area tertentu.
Misalnya, jika ada 100 pedagang di Blok A dan dipungut Rp2.000 per orang, maka target harian di area itu adalah Rp200.000.
Baca juga: Mataram mulai terapkan pembayaran retribusi pasar non tunai
Tapi, tidak selamanya Rp200.000, sebab ada juga pedagang yang sakit mungkin atau ada kesibukan di rumah sehingga tidak jualan.
"Jadi setoran juru pungut bervariasi," katanya.
Juru pungut, tambahnya, bertanggung jawab menarik retribusi harian dari para pedagang dengan membagi wilayah kerja pasar menjadi dua zona besar, yakni wilayah timur yang mencakup Pasar Cakranegara dan Mandalika, serta wilayah barat meliputi Pasar Mataram, Ampenan, Sekarbela, dan Selagalas.
Baca juga: Pasar di Mataram realisasi retribusi Rp2,9 miliar
