Penempatan pekerja migran lampaui target 2025, tembus 286.000

id pekerja migran,kp2mi,penempatan,hari migran internasional

Penempatan pekerja migran lampaui target 2025, tembus 286.000

Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin memberikan sambutan pada acara Hari Migran Internasional di Jakarta (18/12/2025). (ANTARA/Kuntum Riswan)

Jakarta (ANTARA) - Penempatan pekerja migran Indonesia telah mencapai 110,5 persen dari target tahun ini, kata Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin pada Kamis (18/12).

Dalam peringatan Hari Migran Internasional di Jakarta, ia mengatakan bahwa berdasarkan data Sistem Komputerisasi Pelayanan, Penempatan, dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (SISKOP2MI), jumlah penempatan pekerja migran hingga 15 Desember 2025 mencapai 286.422 atau 110,5 persen dari target 259.144.

Berdasarkan publikasi Kementerian P2MI, penempatan pekerja migran Indonesia masih didominasi sektor domestik sebesar 36,5 persen, diikuti sektor kesehatan 20,6 persen dan manufaktur 14,1 persen. Negara tujuan penempatan masih didominasi Taiwan, Hong Kong, dan Malaysia.

Mengutip data Bank Indonesia, Mukhtarudin menambahkan bahwa total remitansi pekerja migran Indonesia hingga kuartal III 2025 mencapai Rp212 triliun, meningkat 38,6 persen dibandingkan Rp153 triliun sepanjang 2024.

Ia juga melaporkan bahwa hingga 30 November 2025, Kementerian P2MI telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp70,65 miliar kepada 2.382 penerima manfaat. Program KUR yang diluncurkan pada Agustus 2025 tersebut memiliki plafon maksimal Rp100 juta dan ditujukan sebagai pembiayaan modal kerja pada layanan penempatan pekerja migran Indonesia.

Dalam aspek pelindungan, Kementerian P2MI juga memperkuat upaya pencegahan keberangkatan nonprosedural. Tercatat sebanyak 6.525 calon pekerja migran ilegal berhasil dicegah keberangkatannya ke luar negeri pada periode 1 Januari hingga 14 Desember 2025.

Baca juga: SBMI mendesak penguatan perlindungan PMI di tengah lonjakan penempatan

Pencegahan tersebut dilakukan di pelabuhan-pelabuhan di provinsi perbatasan, antara lain Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Barat. Menurut Mukhtarudin, kementeriannya juga menjalankan Program Desa Migran Emas di 70 desa yang tersebar di 17 kabupaten/kota di enam provinsi. Program tersebut dirancang untuk mendekatkan ekosistem pelayanan kepada masyarakat melalui sosialisasi, edukasi, serta penyediaan informasi mengenai migrasi yang aman.

Baca juga: Kemendes PDTT sinergikan program Desa Migran Emas, Desa Tematik

Dalam peringatan Hari Migran Internasional itu, ia menegaskan pentingnya menunjukkan komitmen Indonesia dalam upaya pelindungan pekerja migran.

"Keamanan pekerja migran adalah yang utama bagi kita," kata Mukhtarudin, seraya menegaskan bahwa pemerintah akan terus melindungi pekerja migran Indonesia di mana pun mereka berada.

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.