Jakarta (ANTARA) - Bencana di tiga Provinsi di Sumatra membuat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar acara doa bersama. Doa bersama yang bertajuk Doa untuk Negeri ini akan digelar di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Daan Mogot, Jakarta Barat, Jumat, 26 Desember 2025.
Doa untuk Negeri digagas oleh KH Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah dan Irfan Asy'ari Sudirman Wahid yang akrab dipanggil Gus Ipang Wahid.
Gus Miftah menuturkan bahwa kegiatan doa bersama ini untuk memohon kepada Allah SWT agar Indonesia diberikan kemudahan dalam menghadapi bencana, dijaga dari segala marabahaya, dan dipelihara dalam persatuan.
"Ketika langkah manusia melambat, doa kami melangit," kata Gus Miftah.
Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta, itu mengatakan, Doa untuk Negeri merupakan ikhtiar untuk menyuarakan kepedulian PBNU terhadap para korban bencana alam di berbagai daerah. Musibah hari ini adalah pengingat untuk menjaga solidaritas, empati, dan gotong royong seluruh elemen bangsa.
“Di tengah banyaknya musibah yang menimpa saudara-saudara kita, doa adalah kekuatan yang menyatukan. Melalui Doa untuk Negeri ini, kita mengetuk pintu langit agar Indonesia diberi perlindungan, para korban dikuatkan, dan bangsa ini tetap rukun serta saling peduli,” kata Gus Miftah.
Doa untuk Negeri bakal dihadiri para masyayikh, romo kyai, dan sejumlah pengurus PBNU. Bahkan, dua pengurus PBNU yang kini sedang dalam perbedaan “pandangan” terkait kepengurusan PBNU juga dijadwalkan hadir. Yakni, Rais Aam KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.
Pimpinan Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur, Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar atau Gus Kautsar juga bakal datang untuk memanjatkan doa bersama bagi keselamatan bangsa. Sejumlah pengurus PBNU lainnya juga ikut hadir. Antara lain, Wakil Rais Aam KH Anwar Iskandar, Ketua Umum Dewan Pembina PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, dan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Tokoh-tokoh NU lain pun dijadwalkan datang. Diantarabta Habib Zaidan dan KH Imam Jazuli.
Di bagian lain, Ipang Wahid mengatakan, meski Doa untuk Negeri dihadiri dua kubu di PBNU yang kini sedang berseberangan, acara tersebut tidak berkaitan dengan konflik yang sedang terjadi. “Ini doa bersama tidak ada hubungannya dengan dinamika organisasi. Murni gerakan moral untuk mendoakan banyaknya bencana yang sedang terjadi,” kata Ipang Wahid.
Ipang Wahid menambahkan, PBNU juga terus mendorong langkah-langkah kemanusiaan secara konkret melalui jaringan NU di daerah terdampak, baik dalam bentuk bantuan logistik, layanan kesehatan, maupun pendampingan bagi warga terdampak bencana.
Selain doa bersama, acara tersebut juga akan diisi dengan pembacaan tahlil, istighotsah, serta tausiyah kebangsaan yang menekankan pentingnya persatuan dan kepedulian sosial di tengah situasi kebencanaan. PBNU berharap momentum Doa untuk Negeri dapat menjadi penguat batin bagi masyarakat sekaligus mempererat ukhuwah di antara sesama anak bangsa.(idr)