Mataram (ANTARA) - Namanya Dasan Agung Post atau bisa disingkat DA Post. Ini karya putra daerah yang masuk Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Bisa dibilang media ini, media komunitas khusus untuk wilayah Dasan Agung, sekaligus untuk menumbuhkan budaya tulis dan baca dari masyarakat.
Apa saja isinya?. Isinya tentu seputar wilayah Gapuk dan Dasan Agung sekitarnya. Dari soal kebersihan lingkungan, kegiatan remaja masjid sampai karang taruna.
Uniknya susunan redaksi dibuat seperti media cetak pada umumnya dimana ada pemimpin redaksi (pemred), redaktur, wartawan hingga bagian lay out.
Dari tata bahasa dibuat seorsinil atau sesuai gaya dari penulisnya namun mudah dipahami oleh pembaca.
"Ide ini awalnya dari Kepala Biro Perum LKBN Antara Biro NTB, Riza Fahriza bersama Dewan Pengawas (Dewas) Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dedi Suhadi, yang ingin menciptakan media komunitas," kata Erwin Junandi, Pemred Dasan Agung Post yang juga anggota KIM Selaparang.
Paling utama dari dibentuknya DA Post, untuk menangkal maraknya hoaks dan mengisi kegiatan para remaja di wilayah Dasan Agung.
Para jurnalis DA Post juga, akan dilatih penulisan oleh Perum LKBN Antara Biro NTB.
Dasan Agung Post mulai merilis diawal tahun baru hijriah 1 Muharram 1441/1 September 2019 bersama pemuda setempat, edisi 01 atau tepatnya pada Jumat (6/9).
Koran atau buletin lokal hasil karya pemuda Dasan Agung ini, mendapat sambutan hangat dari warga, sebab semua anggotanya merupakan putra daerah atau pribumi wilayah tersebut, mulai dari jurnalis sampai Pimpinan Redaksi (Pimpred).
Meski dengan segala keterbatasan, seperti biaya cetak yang masih patungan hingga laptop yang hanya dapat pinjam tapi sudah bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat.
Kepala Biro (Kabiro) Antara Riza Fahriza menyampaikan dengan adanya koran lokal seperti ini akan banyak kreatifitas dan potensi lokal yang bisa tersalurkan, disamping itu supaya bisa menular kepada kampung-kampung lain di kota Mataram, anggota KIM kecamatan/kelurahan sebagai inisiatornya.
Sementara itu, Dewan Pengawas (Dewas) Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dedi Suhadi mengatakan melalui koran lokal ini, harapannya pemuda setempat mampu mendata sejarah dan budaya lokal.
"Serta mempublikasi kejadian menarik di tengah masyarakat mulai dari level terbawah yaitu Lingkungan," katanya.