Los pasar tradisional Dasan Agung Mataram ditata

id Dinas Perdagangan,Kota Mataram,penataan los pasar

Los pasar tradisional Dasan Agung Mataram ditata

Kegiatan penataan los di Pasar Dasan Agung Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Nirkomala.

Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melakukan penataan los pasar tradisional Dasan Agung, Mataram, agar masyarakat bisa lebih aman dan nyaman melakukan transaksi.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram H Irwan Harimansyah di Mataram, Sabtu, mengatakan, kegiatan penataan Pasar Dasan Agung fokus untuk di los bagian depan pintu timur.

"Kondisi bagian depan di pintu timur terlihat semrawut, karena los yang belum tertata," katanya.

Ia mengatakan, kegiatan penataan los yang sedang berlangsung itu ditargetkan akan rampung minggu ke dua bulan Desember 2025, dengan sumber anggaran APBD Kota Mataram sebesar Rp30 juta.

Dengan anggaran itu, kegiatan penataan dilakukan khusus los bagian dengan jenis pekerjaan meninggikan lantai los, menyambung atap, dan perbaikan paving blok di sekitarnya.

Baca juga: Pasar Dasan Agung tetap eksis bagi kaum urban di Mataram

Kondisi paving blok di depan pasar sudah rusak pada beberapa titik, sehingga terjadi genangan dan becek saat musim hujan yang dapat mengganggu kenyamanan baik pedagang maupun pembeli.

"Karena itulah, kami melakukan penataan agar pasar Dasan Agung bisa lebih rapi, bersih, nyaman, dan aman," katanya.

Di sisi lain, Irwan mengatakan, Pasar Dasan Agung, merupakan salah satu dari 19 pasar tradisional di Kota Mataram yang menjadi pasar percontohan untuk penerapan aplikasi QRIS (Quick Response code Indonesian Standard), untuk memudahkan transaksi jual beli secara non tunai.

Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan Rp1 miliar untuk penataan pasar tradisional

Penerapan QRIS di pasar tradisional, Dinas Perdagangan bekerja sama dengan Bank NTB Syariah, untuk pembukaan rekening dan pembuatan barcode QRIS.

Di Pasar Dasan Agung, para pedagang yang sudah menggunakan QRIS sudah mencapai sekitar 90 persen dari sekitar 350 pedagang, sisanya merupakan pedagang tidak tetap atau pedagang kecil.

"Rata-rata pedagang di Pasar Dasan Agung sudah menggunakan QRIS sejak dicanangkan pada 31 Agustus 2025," katanya.

Baca juga: Disdag segera memanfaatkan lapak suvenir Pasar Dasan Agung

Hasil evaluasi selama penggunaan QRIS di Pasar Dasan Agung cukup bagus, karena memudahkan transaksi masyarakat, pedagang juga tidak harus menghitung uang atau mencari uang kembalian.

Selain itu penggunaan QRIS di pasar tradisional juga bisa menghindari adanya peredaran uang palsu.

"Karena itulah, pembayaran dengan menggunakan QRIS di pasar tradisional akan kami masifkan secara bertahap," katanya.

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.