Mataram (ANTARA) - Dokter spesialis kesehatan jiwa menyebutkan bahwa laki-laki muda lebih rentan memiliki untuk keinginan bunuh diri ketimbang perempuan.
Dokter kesehatan jiwa dari RSUP Fatmawati dr Dian Pitawati Sp.KJ mengatakan dalam bincang-bincang Kementerian Kesehatan di Jakarta, Senin, alasan laki-laki lebih rentan dikarenakan kaum Adam lebih cenderung memendam masalah ketimbang perempuan yang dinilai bisa mengungkapkan masalah.
"Ketika seorang perempuan sudah mengalami beban dalam hidupnya, dia cenderung mencari teman untuk sampaikan keluh kesah. Kalau laki-laki tidak," kata dokter Dian.
Sementara, laki-laki muda memiliki risiko lebih besar untuk melakukan tindakan bunuh diri dibandingkan dengan laki-laki dewasa. Dian memaparkan, bunuh diri menjadi penyebab kematian nomor 10 bagi laki-laki dewasa. Sedangkan untuk laki-laki muda dalam rentang usia 10-24 tahun, bunuh diri menjadi penyebab kematian di urutan dua.
Dilihat dari mudanya usia laki-laki yang berkeinginan bunuh diri, atau usia anak-anak yang masih dalam pola asuh orang tua, dokter Dian mengatakan tingkatan stres pada anak justru datang dari orang tua.
"Pola asuh orang tua yang kurang asertif dalam mendidik anak, kurang memberikan pujian, kurang memberikan apresiasi, sehingga anak merasa dirinya tidak berguna dan tidak bisa memberikan suatu penghargaan kepada orang tuanya," kata dia.
Selain itu sikap orang tua yang membanding-bandingkan anaknya dengan anak lain juga membuat anak yang cenderung rapuh akan terlukai perasaannya.
Bagi laki-laki yang memasuki usia dewasa muda hingga 24 tahun juga dinilai mudah mengalami depresi apabila cita-cita dan idealismenya tidak tercapai.
Dokter Dian menjabarkan penyebab seseorang ingin melakukan bunuh diri terdiri dari beberapa faktor seperti secara biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual.
Biologis yaitu kondisi medis seseorang merasa putus asa atau ada faktor genetik lain. Faktor psikologis yaitu gangguan mental; faktor sosial seperti kurang dukungan, secara kultur atau budaya yang mempengaruhi keinginan melakukan bunuh diri; spritualitas yaitu di mana semakin rendah spiritualnya akan semakin ingin mengakhiri dirinya.
Dari data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah kasus kematian akibat bunuh diri dunia saat ini mencapai 1,8 per 100 ribu kejadian. Angka tersebut diprediksi meningkat pada 2020 menjadi 2,4 per 100 ribu kejadian.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56