Psikiater menyarankan penderita gangguan kejiwaan didukung untuk sembuh

id Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan Provinsi Riau,gangguan,jiwa

Psikiater menyarankan penderita gangguan kejiwaan didukung untuk sembuh

RSJ Tampan. (ANTARA/Vera)

Kota Pekanbaru (ANTARA) - Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) membutuhkan dukungan dari lingkungan, seperti keluarga, teman, dan masyarakat, untuk mendapatkan kesembuhan dan kembali normal, kata psikiater Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan Provinsi Riau Nining Gilang Sari.

"Dukungan lingkungan tersebut bagian dari program Primary Group Support atau kelompok dasar lingkup sosialisasi manusia, yang mendukung berbagai upaya penyembuhan bagi ODGJ," kata psikiater muda yang akrab disapa Dr. Gilang itu, dalam keterangananya di Pekanbaru, Rabu.

Dia mengatakan tidak hanya ODGJ, akan tetapi Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) juga membutuhkan dukungan serupa.

Jika ODGJ adalah orang yang didiagnosis mengalami gangguan pada kejiwaannya, kata dia, ODMK adalah orang yang rentan mengalami gangguan kejiwaan dengan penampakan gejala-gejala masalah kejiwaan.

Ia menyebutkan satu di antara banyak faktor yang menghambat para ODGJ dan ODMK enggan untuk cepat mencari pertolongan adalah stigma dan diskriminasi masyarakat yang memandang orang yang memiliki masalah kejiwaan lalu berobat ke psikolog atau psikiater adalah gila.

"Padahal jika kita segera menyadari gejala-gejala yang mengganggu fungsi hidup maka akan semakin cepat proses penyembuhan dari sakit itu sendiri, sayangnya sulit menghilangkan stigma buruk di masyarakat," kata Dr. Gilang

Ia mengatakan RSJ juga selalu mengampanyekan dan mempromosikan kepedulian kesehatan mental bagi yang belum tersentuh upaya perbaikan kesehatan jiwa dan yang sedang dalam proses pengobatan.

"Setiap keluarga pasien yang mendampingi juga selalu kita edukasi agar paham bahwa keluarga mereka itu butuh motivasi serta dukungan moril dan emosional untuk sembuh," katanya.

Ia berharap, mereka (ODGJ dan ODMK, red.) bisa kembali berbaur dengan masyarakat dan hidup normal seperti sedia kala, tanpa mengkhawatirkan pandangan buruk dan penolakan dari orang lain.

Ia menyatakan bersyukur karena masyarakat Pekanbaru sudah mulai peduli dengan masalah kesehatan mental.

"Kabar baik ini dapat dilihat dari menurunnya jumlah praktik pemasungan di Pekanbaru dan beberapa daerah lainnya," katanya.

Berdasarkan data RSJ Tampan pada periode Januari-September 2019, tercatat 1.365 pasien yang mendapat perawatan kesehatan mental. Angka itu mengalami kenaikan 862 pasien atau hanya tercatat 503 pasien pada 2018.