Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera membeli alat pendeteksi kesehatan pohon untuk mengetahui beberapa bagian pohon yang berongga dan membusuk sehingga bisa meminimalkan terjadinya pohon tumbang.
"Karena itulah, kita segera membeli alat tersebut agar tidak hanya mengandalkan alat manual," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Kamis.
Jika hanya mengandalkan peralatan manual, katanya, akan sangat sulit untuk mendeteksi kondisi dan kesehatan pohon sebab rata-rata kondisi pohon di bagian luar terlihat segar dan baik-baik saja.
"Tapi tiba-tiba tumbang, dan setelah dicek ternyata batangnya sudah keropos," katanya.
Baca juga: Antisipasi bencana, Pemkot Mataram cari tenaga ahli kesehatan pohon
Karena itulah, katanya, pemerintah kota memastikan alat pendeteksi kesehatan pohon yang dikenal dengan nama "picus sonic tomograph" akan dibeli tahun ini juga karena dinilai kebutuhan prioritas.
Apalagi sejumlah kota besar di Indonesia sudah memiliki alat itu, seperti Pemerintah Kota Malang yang membeli alat tersebut seharga Rp550 juta.
"Dengan harga peralatan canggih itu tidak masalah, kita siap beli," katanya.
Baca juga: Wali Kota Mataram pantau evakuasi pohon tumbang di Pejanggik
Selain akan membeli alat, Pemerintah Kota Mataram juga sudah mencari tenaga ahli kesehatan pohon yang dapat mengetahui kondisi pohon apakah masih bagus atau sudah keropos.
Selama ini, katanya, ketika terjadi pohon tumbang apalagi sampai ada korban, maka berbagai upaya antisipasi yang telah dilakukan Pemerintah Kota Mataram melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dinilai belum maksimal.
Baca juga: DLH turunkan alat berat tangani pohon tumbang di mataram
Padahal, jauh-jauh hari sebelum masuk cuaca ekstrem, DLH telah melakukan upaya pemangkasan ranting pohon pelindung, terutama di Jalan Langko dan Jalan Pejanggik yang paling banyak memiliki pohon pelindung dengan ukuran besar berusia ratusan tahun.
"Tapi yang namanya musibah, tidak bisa kita hindari sekalipun kita sudah berusaha maksimal. Namun, langkah antisipasi harus tetap kita lakukan," katanya.*
Baca juga: Waspada!! Empat warga tertimpa pohon tumbang di Mataram
"Karena itulah, kita segera membeli alat tersebut agar tidak hanya mengandalkan alat manual," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Kamis.
Jika hanya mengandalkan peralatan manual, katanya, akan sangat sulit untuk mendeteksi kondisi dan kesehatan pohon sebab rata-rata kondisi pohon di bagian luar terlihat segar dan baik-baik saja.
"Tapi tiba-tiba tumbang, dan setelah dicek ternyata batangnya sudah keropos," katanya.
Baca juga: Antisipasi bencana, Pemkot Mataram cari tenaga ahli kesehatan pohon
Karena itulah, katanya, pemerintah kota memastikan alat pendeteksi kesehatan pohon yang dikenal dengan nama "picus sonic tomograph" akan dibeli tahun ini juga karena dinilai kebutuhan prioritas.
Apalagi sejumlah kota besar di Indonesia sudah memiliki alat itu, seperti Pemerintah Kota Malang yang membeli alat tersebut seharga Rp550 juta.
"Dengan harga peralatan canggih itu tidak masalah, kita siap beli," katanya.
Baca juga: Wali Kota Mataram pantau evakuasi pohon tumbang di Pejanggik
Selain akan membeli alat, Pemerintah Kota Mataram juga sudah mencari tenaga ahli kesehatan pohon yang dapat mengetahui kondisi pohon apakah masih bagus atau sudah keropos.
Selama ini, katanya, ketika terjadi pohon tumbang apalagi sampai ada korban, maka berbagai upaya antisipasi yang telah dilakukan Pemerintah Kota Mataram melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dinilai belum maksimal.
Baca juga: DLH turunkan alat berat tangani pohon tumbang di mataram
Padahal, jauh-jauh hari sebelum masuk cuaca ekstrem, DLH telah melakukan upaya pemangkasan ranting pohon pelindung, terutama di Jalan Langko dan Jalan Pejanggik yang paling banyak memiliki pohon pelindung dengan ukuran besar berusia ratusan tahun.
"Tapi yang namanya musibah, tidak bisa kita hindari sekalipun kita sudah berusaha maksimal. Namun, langkah antisipasi harus tetap kita lakukan," katanya.*
Baca juga: Waspada!! Empat warga tertimpa pohon tumbang di Mataram