Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, terus melakukan pemantauan terhadap harga jual beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di sejumlah pasar tradisional agar tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET) Rp12.500 per kilogram.
"Harga beras SPHP harus mengikuti HET beras yang telah ditetapkan Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 29 April 2024 yakni Rp12.500 per kilogram," kata Kepala Bidang (Kabid) Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Senin.
Ia mengatakan, dengan adanya HET terbaru harga beras medium tersebut maka beras SPHP yang sebelumnya dijual Rp10.900 per kilogram, kini boleh dijual maksimal Rp12.500 per kilogram.
"Silakan jika ingin dijual Rp12.000 atau di bawah itu boleh-boleh saja, asalkan tidak lebih dari Rp12.500 per kilogram," katanya.
Sementara sebagai langkah antisipasi menghindari agar tidak ada mitra Bulog yang menjual beras SPHP di atas HET, Disdag telah memberikan informasi tertulis di setiap "outlet" mitra Bulog di sejumlah pasar tradisional bahwa harga beras SPHP Rp12.500 per kilogram.
Apabila dalam pelaksanaan dan pemantauan ditemukan indikasi minta Bulog menjual di atas HET, maka Bulog akan menghentikan pendistribusian beras SPHP.
"Itu menjadi konsekwensi pedagang, jika menjual beras SPHP di atas HET," katanya.
Selain itu, lanjut Sri, pengawasan juga dilakukan secara berkala dengan Satgas Pangan Kota Mataram, untuk memastikan dan menjamin ketersediaan stok dan harga sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Baca juga: Inflasi Lebaran terkendali berkat pasokan beras terjaga
Baca juga: Disdag: Beras SPHP di Mataram tetap tersedia kendati harga beras stabil
Dikatakan, meskipun harga beras saat ini sudah stabil namun sampai saat ini Bulog tetap mendistribusikan beras murah SPHP ke sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram seperti Pasar Kebon Roek, Sindu, dan Pasar Mandalika dengan jumlah satu titik mencapai sekitar satu ton.
Pendistribusian beras murah ke sejumlah pasar tradisional tersebut untuk memberikan jaminan ketersediaan stok beras murah sebagai alternatif masyarakat.
"Karena itu, meskipun harga beras sekarang sudah stabil, tapi beras SPHP tetap didistribusikan dengan HET terbaru," katanya
"Harga beras SPHP harus mengikuti HET beras yang telah ditetapkan Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 29 April 2024 yakni Rp12.500 per kilogram," kata Kepala Bidang (Kabid) Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Senin.
Ia mengatakan, dengan adanya HET terbaru harga beras medium tersebut maka beras SPHP yang sebelumnya dijual Rp10.900 per kilogram, kini boleh dijual maksimal Rp12.500 per kilogram.
"Silakan jika ingin dijual Rp12.000 atau di bawah itu boleh-boleh saja, asalkan tidak lebih dari Rp12.500 per kilogram," katanya.
Sementara sebagai langkah antisipasi menghindari agar tidak ada mitra Bulog yang menjual beras SPHP di atas HET, Disdag telah memberikan informasi tertulis di setiap "outlet" mitra Bulog di sejumlah pasar tradisional bahwa harga beras SPHP Rp12.500 per kilogram.
Apabila dalam pelaksanaan dan pemantauan ditemukan indikasi minta Bulog menjual di atas HET, maka Bulog akan menghentikan pendistribusian beras SPHP.
"Itu menjadi konsekwensi pedagang, jika menjual beras SPHP di atas HET," katanya.
Selain itu, lanjut Sri, pengawasan juga dilakukan secara berkala dengan Satgas Pangan Kota Mataram, untuk memastikan dan menjamin ketersediaan stok dan harga sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Baca juga: Inflasi Lebaran terkendali berkat pasokan beras terjaga
Baca juga: Disdag: Beras SPHP di Mataram tetap tersedia kendati harga beras stabil
Dikatakan, meskipun harga beras saat ini sudah stabil namun sampai saat ini Bulog tetap mendistribusikan beras murah SPHP ke sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram seperti Pasar Kebon Roek, Sindu, dan Pasar Mandalika dengan jumlah satu titik mencapai sekitar satu ton.
Pendistribusian beras murah ke sejumlah pasar tradisional tersebut untuk memberikan jaminan ketersediaan stok beras murah sebagai alternatif masyarakat.
"Karena itu, meskipun harga beras sekarang sudah stabil, tapi beras SPHP tetap didistribusikan dengan HET terbaru," katanya