Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebutkan proyek pembangunan gedung Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Penanggulangan Bencana Kota Mataram mulai ditender.
"Jika tidak ada kendala, paling lambat awal Juni 2024 kegiatan fisik sudah bisa dimulai," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Kamis.
Pembangunan pusdalops merupakan program Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sehingga berbagai proses sepenuhnya dilaksanakan pemerintah pusat dengan total anggaran hampir Rp2 miliar.
Lokasi pembangunan pusdalops di samping gedung BPBD Kota Mataram di jalan lingkar selatan kota itu dengan luas lahan 400 meter persegi dan rencananya gedung dibangun dengan ukuran 17x20 meter.
"Kita hanya penerima manfaat, dan berkewajiban menyiapkan lahan. Untuk tender dan lainnya menjadi ranah pemerintah pusat," katanya.
Baca juga: Gedung Pusdalops jadi pusat sistem informasi bencana di Mataram
Dia menjelaskan gedung pusdalops sebagai pusat sistem informasi dan komunikasi penanggulangan bencana, baik sebelum bencana, sedang terjadi bencana, maupun setelah terjadi bencana.
Tim dalam pusdalops juga akan melakukan pemantauan titik rawan bencana sehingga bisa langsung berkoordinasi dan kolaborasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk melakukan penanggulangan bencana.
Karena itu, katanya, gedung pusdalops tersebut nantinya dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana pendukung, seperti pusat media, pusat komando, ruang pertemuan, serta perangkat komunikasi kebencanaan.
Dengan demikian, keberadaan pusdalops pada masa mendatang menjadi penyelenggara sistem informasi dan komunikasi penanggulangan bencana.
"Keberadaan pusdalops dapat memberikan dukungan kegiatan pada saat sebelum bencana yakni pengumpul, pengolah, penyaji data dan informasi kebencanaan," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan lahan bangun Pusdalops kebencanaan
Mahfuddin mengatakan pembangunan pusdalops itu bagian dari program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) atau Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia pada 2023.
Program IDRIP sudah dimulai sejak 2023, berupa pembentukan desa/kelurahan tangguh bencana sehingga 2024, tersisa dua program yakni pembangunan pusdalops dan pemasangan sistem peringatan dini tsunami di delapan titik.
Delapan titik pemasangan sistem itu di delapan kelurahan di kawasan pesisir, yakni Kelurahan Bintao, Ampenan Tengah, Ampenan Selatan, Banjar, Tanjung Karang, Tanjung Karang Permai, Kekalik Jaya, dan Kelurahan Jempong Baru.
"Dua program IDRIP yakni pembangunan pusdalops dan pemasangan 'early warning system' (sistem peringatan dini) ditargetkan selesai tahun ini," katanya.
Baca juga: BNPB RI akan bangun gedung Pusdalops di Mataram
"Jika tidak ada kendala, paling lambat awal Juni 2024 kegiatan fisik sudah bisa dimulai," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Kamis.
Pembangunan pusdalops merupakan program Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sehingga berbagai proses sepenuhnya dilaksanakan pemerintah pusat dengan total anggaran hampir Rp2 miliar.
Lokasi pembangunan pusdalops di samping gedung BPBD Kota Mataram di jalan lingkar selatan kota itu dengan luas lahan 400 meter persegi dan rencananya gedung dibangun dengan ukuran 17x20 meter.
"Kita hanya penerima manfaat, dan berkewajiban menyiapkan lahan. Untuk tender dan lainnya menjadi ranah pemerintah pusat," katanya.
Baca juga: Gedung Pusdalops jadi pusat sistem informasi bencana di Mataram
Dia menjelaskan gedung pusdalops sebagai pusat sistem informasi dan komunikasi penanggulangan bencana, baik sebelum bencana, sedang terjadi bencana, maupun setelah terjadi bencana.
Tim dalam pusdalops juga akan melakukan pemantauan titik rawan bencana sehingga bisa langsung berkoordinasi dan kolaborasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk melakukan penanggulangan bencana.
Karena itu, katanya, gedung pusdalops tersebut nantinya dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana pendukung, seperti pusat media, pusat komando, ruang pertemuan, serta perangkat komunikasi kebencanaan.
Dengan demikian, keberadaan pusdalops pada masa mendatang menjadi penyelenggara sistem informasi dan komunikasi penanggulangan bencana.
"Keberadaan pusdalops dapat memberikan dukungan kegiatan pada saat sebelum bencana yakni pengumpul, pengolah, penyaji data dan informasi kebencanaan," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan lahan bangun Pusdalops kebencanaan
Mahfuddin mengatakan pembangunan pusdalops itu bagian dari program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) atau Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia pada 2023.
Program IDRIP sudah dimulai sejak 2023, berupa pembentukan desa/kelurahan tangguh bencana sehingga 2024, tersisa dua program yakni pembangunan pusdalops dan pemasangan sistem peringatan dini tsunami di delapan titik.
Delapan titik pemasangan sistem itu di delapan kelurahan di kawasan pesisir, yakni Kelurahan Bintao, Ampenan Tengah, Ampenan Selatan, Banjar, Tanjung Karang, Tanjung Karang Permai, Kekalik Jaya, dan Kelurahan Jempong Baru.
"Dua program IDRIP yakni pembangunan pusdalops dan pemasangan 'early warning system' (sistem peringatan dini) ditargetkan selesai tahun ini," katanya.
Baca juga: BNPB RI akan bangun gedung Pusdalops di Mataram