Mataram (ANTARA) - Empat kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meliputi Lombok Timur, Lombok Utara, Bima, dan Dompu, mengoptimalkan pengelolaan pabrik porang di daerah setempat.
"Pabrik pengolahan porang di Lombok Timur ini mengalami kekurangan bahan baku, mengakibatkan pabrik tak beroperasi," kata Kepala Dinas Perindustrian Lombok Timur M Azlan di Lombok Timur, Rabu.
Ia mengatakan per hari pabrik porang tesebut memproduksi bahan baku 50-80 ton porang, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan industri porang maka pemkab bekerja sama dengan kabupaten lain di NTB.
"Luas lahan porang di Lombok capai 220 hektare, tetapi karena kekurangan bibit dan lahan, hasil panen berkurang," katanya.
Kalau kekurangan bibit terus terjadi, katanya, sudah tentu berimbas terhadap operasional pabrik karena kekurangan bahan baku.
"Pabrik akan berfungsi maksimal kembali ketika musim porang," katanya.
Baca juga: Pabrik IKM Porang di Lombok Timur mulai difungsikan
Oleh karena kekurangan bahan baku, ujar dia, pabrik untuk sementara waktu tak beroperasi.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku porang, pemkab telah bekerja sama dengan beberapa kabupaten di NTB, seperti Kabupaten Lombok Utara, Bima dan Dompu.
"Masa tanam porang ini enam bulan dan diperkirakan Mei 2026 ketika musim porang pabrik kembali beroperasi, tak beroperasi tiap hari karena kekurangan bahan baku," katanya.
Untuk mengatasi persoalan bahan baku porang, katanya, sentra industri porang terbantu oleh petani porang melalui kelompok Perhimpunan Penggiat Porang Nusantara (P3N). Hal itu sebagai upaya konsolidasi produksi dan distribusi hasil panen ke pabrik.
"Untuk mendukung produksi pabrik. Selain dibantu penggiat porang, Dinas Pertanian juga membantu dengan menyiapkan bibit," katanya
Baca juga: Bupati Haerul tak ingin pabrik porang di Lombok Timur mangkrak
Terkait dengan harga, katanya, porang beda dengan tembakau. Harga bisa ditetapkan langsung dengan saat ini per kilogam porang Rp11 ribu.
"Harga sekarang bisa dikatakan sangat bagus. Produk olahan porang inipun diekspor ke luar negeri," katanya.
Ia mengatakan industri porang di Lombok Timur telah menyerap sedikitnya 70 tenaga kerja serta berkontribusi pada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dan produk domestik regional bruto (PDRB).
"Kekurangan bahan baku membuat pabrik porang saat ini berhenti beroperasi, meski dampak ekonomi dari industri ini sangat positif," katanya.
Baca juga: Lombok Timur perkuat investasi industri porang
Baca juga: Bupati Haerul harap pabrik Porang di Lombok Timur segera beroperasi