Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan meskipun hujan mulai turun pada akhir Oktober 2025, status siaga kekeringan masih tetap diberlakukan.
"Sampai dengan saat ini belum semua wilayah diguyur hujan dan masyarakat juga masih banyak kekurangan air bersih," kata Kepala BPBD Lombok Tengah Ridwan Maruf di Lombok Tengah, Senin.
Ia mengatakan meski sudah sering turun hujan, namun status siaga kekeringan ini belum dicabut, karena menurutnya hujan sampai dengan saat ini tidak terjadi di semua tempat.
Kalaupun hujan baginya tidak rutin sehingga hanya cukup untuk membasahi lapisan tanah bagian atas saja, sehingga masyarakat sampai dengan saat ini masih banyak yang kekurangan air bersih.
"Musim hujan kali ini masih belum di semua tempat, kadang di Praya hujan tapi di wilayah lain tidak hujan," katanya.
Baca juga: Sigap hadapi kekeringan, Polisi salurkan air bersih ke warga Praya Timur Loteng
Ia mengatakan kalaupun hujan sekali dua kali belum bisa menampung air l, karena khusus untuk membasahi permukaan tanah, makanya sampai sekarang kita masih melakukan penyaluran air bersih kepada masyarakat.
Ia menyampaikan bahwa sampai dengan saat ini ada sekitar 70 tengki air bersih yang dilakukan droping air bersih kepada masyarakat. Yang mendominasi permintaan air bersih ada di dua Kecamatan yakni Kecamatan Praya Timur dan Kecamatan Jonggat, karena masih banyaknya permintaan air bersih inilah yang kemudian membuat BPBD masih belum mencabut status siaga kekeringan.
"Tapi bisa saja nanti dari hasil evaluasi akan kita akhiri status siaga kekeringan ini, kalau hujan sudah mulai merata di semua tempat," katanya.
Baca juga: BPBD sebut kekeringan di Lombok Tengah mulai meluas
Lebih jauh disampaikan bahwa tahun ini jumlah masyarakat yang meminta air bersih memang tidak sebanyak di tahun-tahun sebelumnya. Hal inilah yang membuat ketersediaan air bersih di BPBD juga masih banyak, sehingga kalau masyarakat membutuhkan air oleh dinas akan segera melakukan droping.
"Terlebih saat ini dinas sudah memiliki mobil tangki yang bisa digunakan kapanpun untuk mendistribusikan warga air bersih," katanya.
Ia mengatakan sekarang sisa persediaan air sebanyak 200 tangki dan memang belum maksimal melakukan droping air bersih tahun ini, karena permintaan air baru-baru ini saja.
"Kalau tahun-tahun lalu dari pertengahan tahun sudah meminta air tapi tahun ini agak berkurang makanya tahun ini disebut dengan kemarau basah karena masyarakat juga tidak terlalu kekurangan air bersih," katanya.
Baca juga: BNPB bantu tandon air dukung penanganan kekeringan di Lombok Tengah
Baca juga: Polisi salurkan bantuan air bersih kepada warga di Lombok Tengah
Baca juga: Masyarakat Lombok Tengah kesulitan air bersih akibat kemarau