Kasatreskrim menolak laporan anak durhaka diganjar penghargaan Kapolda NTB

id kapolda ntb,piagam penghargaan kapolda,irjen pol mohammad iqbal,kasat reskrim,akp priyono suhartono,laporan anak durhaka

Kasatreskrim menolak laporan anak durhaka diganjar penghargaan Kapolda NTB

Kepala Polda NTB, Inspektur Jenderal Polisi Mohammad Iqbal (kiri), menyerahkan piagam penghargaan kepada Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lombok Tengah, AKP Priyono Suhartono, dalam acara syukuran Hari Bhayangkara Ke-74 di Mapolda NTB, Rabu (1/7/2020). ANTARA/Dhimas BP

Mataram (ANTARA) - Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lombok Tengah, AKP Priyono Suhartono, yang viral di media sosial karena menolak laporan Mahsun, seorang anak yang mau mempidanakan ibu kandungnya ke polisi, menerima piagam penghargaan dari Kepala Polda NTB, Inspektur Jenderal Polisi Mohammad Iqbal.

Piagam penghargaan itu diterima Suhartono secara resmi dalam rangkaian acara syukuran Hari Bhayangkara ke-74 yang digelar di Lapangan Tenis Maerkas Polda NTB, Rabu.

"Jadi piagam penghargaan kepala Polda NTB ini diberikan karena dedikasinya di bidang penegakan hukum terkait kebijakan dalam mengambil keputusan, menolak laporan seorang pria yang menuduh ibunya menggelapkan sepeda motor," kata Kabid Humas Polda NTB, Komisaris Besar Polisi Artanto, di Mataram, Rabu.

Baca juga: Ini sosok Kasatreskrim Polres Lombok Tengah yang viral menolak laporan anak durhaka

Baca juga: Tega! Seorang anak di Lombok tengah ingin penjarakan ibu kandungnya gara-gara sepeda motor

Baca juga: Ini kata Ibu Kalsum yang ingin dipolisikan anak kandungnya gara-gara sepeda motor uang warisan


Suhartono yang ditemui wartawan mengaku dia menolak laporan Mahsun, karena iba melihat reaksi ibu kandung pelapor itu, Kalsum, warga Desa Ranggagata, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah.

Cuplikan video hal ini menjadi bahasan warga jejaring di mana-mana, dan banyak yang memuji langkah yang diambil perwira pertama polisi ini. Anak yang melaporkan ibu kandungnya kepada polisi ini dinilai banyak orang sebagai anak durhaka. 

"Jujur saya di situ (proses mediasi) terbawa suasana, merasa sedih melihat seorang anak memperlakukan (membentak dan memarahi) ibunya seperti itu," kata Suhartono.

Karena perlakuan yang demikian, Suhartono yang berniat ingin menyelesaikan persoalannya secara damai, sempat menawarkan Mahsun uang untuk mengganti kendaraan roda dua merek Honda Beat itu.

"Saya melihat raut wajah ibunya yang menangis dibentak, dimarahi anaknya, spontan saya tawarkan untuk beli motornya, yang penting masalah ini selesai," ujarnya.

Namun demikian, Mahsun ternyata tetap bersi kukuh mau melaporkan ibu kandungnya. Karena itu, mediasi permasalahan antara ibu kandung dengan anak semata wayangnya itu tidak menghasilkan perdamaian.

"Akhirnya di situ saya ambil keputusan, pelapor saya minta pulang dan minta dia pikir kembali untuk melaporkan ibunya," kata Suhartono.