Mataram (ANTARA) - Fasilitas kesehatan (Faskes) di kawasan wisata andalan Provinsi Nusa Tenggara Barat, yakni di Gili Matra (Trawangan, Air, dan Meno) dinilai belum siap menyambut era "new normal" di tengah pandemi COVID-19.
"Kalau dilihat dari faskes memang belum siap secara prosedur," kata Ketua Gili Hotel Association (GHA) Lalu Kusnawan yang ditemui di Mataram, Selasa.
Menurutnya, sebuah kawasan wisata yang menjadi primadona di kancah internasional, Gili Matra sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah.
Apalagi di tengah kesiapan menyambut "new normal", Gili Matra pantas memiliki standar faskes yang memadai.
Namun demikian, putra daerah asal Lombok Utara ini melihat faskes yang ada di Gili Matra, masih jauh dari standar, terlebih untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat lokal.
"Puskesmas disana belum ada, yang ada cuma pustu (puskesmas pembantu), itu pun (tenaga kesehatan dan obat-obatan) terbatas," ujarnya.
Apalagi tenaga kesehatan sekelas dokter. kusnawan mengaku memang ada pihak swasta yang membuka praktik kesehatan di Gili Matra. Namun untuk berobat di sana, membutuhkan kantong tebal.
"Ada dokter yang membuka praktik di klinik, hanya saja tarifnya mahal. Untuk berobat biasa saja, tarifnya sampai Rp2 juta," ucapnya.
Apalagi di tengah pandemi COVID-19, mereka yang seharusnya dapat diandalkan bagi masyarakat lokal setempat, pada tutup gerai.
"Sekarang klinik-klinik praktik swasta itu pada tutup, itu yang jadi kekecewaan kita," kata Kusnawan.
Namun dikatakannya ada satu dokter yang berani membuka praktik di klinik yang bisa membantu sekelas masyarakat menengah kebawah. Keberadaannya sejak November 2019, diinisiasi berkat dukungan pegiat wisata setempat.
"Jadi GHA sendiri yang menginisiasi terbentuknya, sehingga ada dokter yang membuka praktik dengan kerja sama BPJS dan itu hanya ada di Trawangan, Air dan Meno itu belum ada," ujarnya.
Karena itu, Kusnawan berharap pemerintah segera mengambil langkah jitu untuk Gili Matra. Menurut dia, masyarakat maupun pegiat pariwisata di Gili Matra sudah siap satu suara dengan pemerintah.
Bahkan pihaknya menantang pemerintah untuk duduk bersama demi mengembalikan kemasyhuran dunia pariwisata, khususnya Gili Matra yang sudah lama menjadi destinasi andalan NTB.
"Kalau misal belum dibuka, langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan, kita bisa bantu, kita support, yang penting kita bisa lebih bersinergi, harus bersama-sama, masif," kata dia.
Berita Terkait
IMO tetapkan Nusa Penida Bali dan Gili Matra NTB sebagai kawasan laut sensitif
Jumat, 11 Oktober 2024 4:35
IMO resmi menetapkan Pulau Nusa Penida dan Gili Matra-NTB sebagai PSSA
Sabtu, 5 Oktober 2024 4:26
IMO menyetujui penetapan Pulau Nusa Penida Bali dan Gili Matra sebagai PSSA
Kamis, 3 Oktober 2024 7:02
Tim gabungan sebut penyu mati di Gili Trawangan bukan karena riset
Sabtu, 19 November 2022 5:39
BKKPN Kupang konsultasi publik rencana pengelolaan Gili Matra
Jumat, 11 November 2022 9:09
KKP perkuat pengawasan di Gili Matra Lombok
Selasa, 9 Agustus 2022 18:58
BKKPN menggelar penertiban pembayaran tarif masuk Gili Matra Lombok
Selasa, 2 Agustus 2022 20:21
Ribuan turis asing datang dari Bali berlibur ke Lombok Utara
Kamis, 3 Maret 2022 20:07