Dispar: perpanjangan PPKM mikro mengancam program "work from Lombok"

id dispar,ppkm,mikro

Dispar: perpanjangan PPKM mikro mengancam program "work from Lombok"

Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan, kebijakan perpajangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro tahap ketiga sampai 5 Juli 2021, mengancam program "work from Lombok" atau WFL yang digaungkan pemerintah.

"Pemerintan menggaungkan WFL sebelum perpanjangan PPKM mikro, tapi dengan terjadinya lonjakan kasus COVID-19 pada beberapa kota besar mengancam realisasi WFL," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram  Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Senin.

Padahal, sambungnya, "work from Lombok" yang digaungkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), diharapkan bisa membangkitkan perekonomian nasional khususnya di sektor pariwisata di Kota Mataram, dan Nusa Tenggara Barat secara umum.

Karenanya, kebijakan "work from Lombok" merupakan angin segar bagi pelaku pariwista di tengah pandemi COVID-19. Namun, dengan melihat kondisi pandemi saat ini, kelihatannya pemerintah juga masih dilema dan daerah juga harus berhati-hati.

"Saat ini Indonesia siaga dan waspada COVID-19, sehingga wisatawan yang ke daerah sepi," katanya.

Selain ini, katanya, masyarakat takut berpergian sebab pengawasan warga keluar masuk di daerah mereka juga di perketat. "Jadi, jangankan keluar daerah, keluar rumah saja mereka enggan," katanya

Kendati demikian, pihaknya tetap berharap agar WFL bisa terealisasi segera agar pelaku wisata dapat memperoleh manfaat.

Sementara menyinggung okupansi hotel, Denny, mengakui, mulai mengalami kenaikan hingga 25-30 persen dari tingkat hunian sebelumnya sekitar 10 persen.

"Alhamdulillah, dari laporan masing-masing hotel menyebutkan tingkat hunian mereka mulai membaik dan mengalami peningkatan dengan posisi saat ini mencapai sekitar 25-30 persen," katanya.

Peningkatan okupansi hotel di Mataram, menurutnya, rata-rata masih didominasi tamu domestik, dengan tujuan untuk kegiatan dinas, acara seremonial, dan MICE (meeting, incentive, convention, exhibition)

"Peningkatan okupansi hotel itu kemungkinan dipicu karena sudah mulai adanya kelonggaran dari pemerintah untuk kegiatan MICE, dengan tetap disiplin protokol kesehatan COVID-19," katanya.