132 RIBU WNI ADA DI KAWASAN BERGOLAK TIMUR TENGAH

id

Jakarta (ANTARA) - Menlu Marty Natalegawa mengungkapkan bahwa warga negara Indonesia yang masih berada di sejumlah negara yang sedang bergejolak di kawasan Timur Tengah dan Afrika berjumlah 132 ribu orang dan sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk melindungi mereka dari dampak krisis di sana.

"Mengenai tugas dan peran pemerintah Indonesia, tentu tanggung jawab kita terhadap WNI, tentunya kita berkewajiban untuk memastikan WNI dalam kondisi aman," ujar Marty saat rapat kerja dengan Komisi I DPR di Jakarta, Senin.

Ditegaskannya bahwa ada sekitar 132 ribu WNI dengan beragam profesi di sektor formal dan informal yang bermukim di sejumlah negara bergejolak di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, mulai dari Tunisia, Bahrain dan Libya.

Menurut Menlu, pemerintah telah memberikan "travel advisory" berikut saran atau peringatan agar WNI yang ingin ke negara-negara itu meningkatkan kewaspadaaan serta kehati-hatian mereka serta mengintensifkan jalur komunikasi.

Selain itu, pemerintah juga masih terus berupaya melakukan identifikasi, relokasi WNI ke tempat-tempat yang lebih aman hingga evakuasi ke tanah air. "Kita telah mengevakuasi ke tanah air sebanyak 5.716 orang WNI dari berbagai lokasi yang dilanda konflik atau bencana alam," ujarnya.

Lebih lanjut Menlu menjelaskan bahwa dari catatan pemerintah, jumlah WNI saat Tunisia bergejolak pada awal Februari lalu 120 orang yang dievakuasi dan masih ada sebanyak 46 WNI di rumah masing-masing setelah dikonfirmasi mereka masih merasa aman. Dari kerusuhan politik di Tunisia itu, tidak ada WNI yang menjadi korban dari kerusuhan.

Sedangkan catatan jumlah WNI di Mesir ketika gejolak politik terjadi adalah 6149 WNI, dan 4297 diantaranya merupakan pelajar. Jumlah yang dievakuasi sebanyak 2432 WNI dan diantara mereka bahkan telah dipulangkan sampai ke daerah asal masing-masing. "Untuk yang tidak mau dievakuasi atau memilih bertahan di Mesir, kami berikan perbekalan yang mencukupi," ujar Menlu.

Sekarang ini, Marty menambahkan, untuk penanganan krisis di Mesir sedang dalam tahap pemulangan kembali, dari 2.432 WNI itu, 693 yang sudah diterbangkan kembali ke Mesir. Sebagian besar para WNI itu adalah mahasiswa dan pemulangan kembali terbagai dalam 10 tahap yang dilakukan sejak 4 Maret lalu.

Sementara untuk gejolak di Libya, kata Menlu, evakuasi WNI dilakukan melalui beberapa negara, seperti lewat Tunisia maupun negara lainnya. jumlah yang dievakuasi tercatat sebanyak 944 orang WNI dan ada juga yang dievakuasi melalui perusahaan yang mengerahkan mereka atau mempekerjakan mereka di Libya.

"Memang di tahun 2011 ini, kita lihat banyak tuntutan perubahan dan gejolak di Timur Tengah dan Afrika Utara. Tiga bulan pertama 2011 ini kita melihat kawasan tersebut diwarnai gejolak tersebut, tentunya hal ini menimbulkan tantangan dan tanggung jawab diplomasi," demikian Marty.(*)