Lombok Tengah, NTB, 20/10 (ANTARA) - Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi E E Mangindaan yang baru dilantik menjadi Menteri Perhubungan pada 19 Oktober 2011, berjanji akan memprioritaskan upaya nyata dalam menjaga keselamatan transportasi.
"Keselamatan masyarakat dalam sektor transportasi merupakan prioritas, dan karena saya baru dilantik kemarin, maka sepulang dari sini saya akan 'cek on the spot' semua yang sudah direncanakan Kementerian Perhubungan," kata Mangindaan, sesuai menghadiri peresmian pengoperasian Bandara Internasional Lombok (BIL) yang berlokasi di Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis.
BIL diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono, meskipun telah dioperasikan manajemen PT Angkasa Pura I sejak 1 Oktober lalu.
Tampak hadir dalam seremoni peresmian bandara Lombok itu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta istri Hj Mufidah Kalla, selain para menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, termasuk Menteri Perhubungan E E Mangindaan.
Ia mengaku sudah tidak sabar untuk melihat, membaca dan mencermati berbagai cara yang telah dilakukan Kementerian Perhubungan dalam bentuk nyata, terkait keselamatan transportasi udara, laut dan darat.
Mangindaan juga mengakui kalau pengecekan "on the spot" yang hendak dilakukan diawal tugasnya sebagai Menteri Perhubungan itu, bukan dilatarbelakangi ketidakpercayaan terhadap sistem yang sudah ada, namun ia merasa perlu mengetahui secara langsung agar dapat mengambil langkah-langkah nyata yang sesuai.
Berbagai hal yang hendak dicermati itu, menurut Mangindaan, antara lain pola antisipasi keselamatan transportasi dari aspek navigasi dan peralatan pendukung, serta instrumen penerbangan, aturan pelayaran, dan instrumen hukum lainnya.
"Saya harus segera melihat rencana strategisnya bagaimana, kemudian masalahnya apa dan bagaimana cara menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Intinya, faktor keselamatan transportasi harus diminimalisir bila perlu dihilangkan dengan berbagai cara, dan itu akan saya lakukan dalam 100 hari kerja pertama," ujarnya.
Di tempat terpisah, Anggota Komisi V DPR Sigit Soesiantomo minta menteri perhubungan yang baru, EE Mangindaan, segera memperbaiki kinerja sistem transportasi di Indonesia.
Menurut Sigit, faktor utama keberhasilan seorang pemimpin terletak pada kemauan kuat untuk melakukan perbaikan sistem yang ada di tubuh Kementerian Perhubungan.
"Sementara masalah paling kronis di sektor transportasi adalah soal buruknya keselamatan," ujarnya.
Karena itu, dia meminta Menhub Mangindaan segera melakukan pembenahan dalam sistem sertifikasi kelaikan di sektor penerbangan, pelayaran, kereta api dan angkutan di jalan raya, baik untuk aspek kendaraan maupun awak yang bertanggung jawab mengemudikannya.
Sigit juga mengingatkan bahwa kredibilitas lembaga sertifikasi yang selama ini berada di bawah Kementerian Perhubungan saat ini sudah berada di titik terendah.
"Kasus pilot maskapai terkemuka yang mengakui di PN Tangerang bahwa ia adalah pengguna narkoba sejak yang bersangkutan masih SMA dan 'fly' saat bertugas, menunjukkan bahwa lisensi pilot yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan dipertanyakan validitasnya," ujarnya.
Permasalahan serupa, menurut Sigit, juga terjadi pada sertifikat laik layar yang menyangkut kondisi kapal dan muatan, karena faktanya, kecelakaan kapal kerapkali terjadi. (*)