Mataram, 16/12 (ANTARA) - Peserta Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara (Latsitardanus) ke-33, yang dipusatkan di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), sejak 18 November hingga 16 Desember 2012, diwajibkan memiliki enam kemampuan dasar sebagai modal unggul, sebelum mengakhiri masa studinya di kesatuan masing-masing.
"Setelah mengikuti program Latsitardanus ini, para peserta setidaknya diwajibkan memiliki enam kemampuan dasar sebagai modal unggul," kata Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo, selaku inspektur upacara penutupan Latsitardanus ke-33, di Lapangan Sangkareang Mataram, Minggu.
Penutupan Latsitardanus itu dihadiri Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, dan para pimpinan TNI Angkatan Laut, Udara dan Darat, serta Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi beserta para pimpinan institusi terkait di wilayah NTB.
Kegiatan Latsitardanus itu merupakan kurikulum integrasi tingkat akhir para taruna Akademi Militer (Akmil), Akademi Angkatan Udara (AAU), Akademi Angkatan Laut (AAL) dan Akademi Kepolisian (Akpol) serta calon praja IPDN, sebagai tahapan pendidikan diluar kampus, sebelum mereka dilantik menjadi perwira TNI dan Polri serta Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Peserta Latsitadanus 2012 itu yang berjumlah 1.292 orang peserta dan 247 orang pengasuh itu, juga melibatkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.
Timur menyebut keenam kemampuan dasar sebagai modal unggul itu yakni intelektual yang tinggi setelah mengikuti karya bhakti, penyuluhan, riset sosial, dan penerapan teknologi serta kegiatan lainnya, termasuk "sharing" informasi dan pengetahuan serta pengalaman selama pelaksanaan Latsitardanus itu.
Berikut, modal emosional, karena sangat mungki terjadi perbedaan pendapat saat berinteraksi sosial, sehingga harus dikelola dengan jernih agar keputusan yang diambil tepat dan konstruktif, serta berempati dan dapat memahami perasaan orang lain.
Selanjutnya, modal sosial, yang diperoleh selama mengikuti Latsitardanus seperti sikap solidaritas dan kepedulian terhadap sesama di era globalisasi dan perkembangan informasi yang pesat dewasa ini.
Selain itu, modal ketabahan, yang merupakan kunci sukses kehidupan, karena ketika dihadapkan pada masalah yang sulit, pelik dan sukar dipecahkan, maka semangat dan daya tahan itulah modal unggulnya.
Modal moral, yang ditempa selama kegiatan Latsitardanus, yakni mau dan mengintegrasikan nilai-nilai yang universal baik dalam ucapan, sikap maupun perilaku.
"Dengan tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma dan kaidah, kalian sesungguhnya telah menjunjung tinggi nama baik almamater dan citra diri masing-masing," ujarnya.
Timur menyebut modal keenam yakni kesehatan, sebagai pendukung semua hal sehingga hal itu harus selalu dijaga, dan ditingkatkan kualitasnya, agar keberadaan generasi muda calon pemimpin bangsa itu dapat berguna bagi diri dan orang lain.
Atas nama pimpinan Polri dan TNI, Timur mengapresiasi para peserta Latsitardanus yang telah melakukan karya nyata di tengah kehidupan masyarakat di Pulau Lombok, NTB.
Selain rehabilitasi rumah tidak layak huni, peserta Latsitardanus ke-33 itu juga melakukan perbaikan dan pembukaan jalan baru, perbaikan poskamling, pemasangan paving blok, renovasi kantor desa, sarana ibadah, dan memperbaiki sarana umum seperti perpustakaan, gedung serba guna, sekolah, dan taman, serta reboisasi.
Kegiatan lainnya yang bersifat non-fisik berupa penerapan teknologi tepat guna seperti pembuatan pakan ternak dan fermentasi jerami, pembuatan presto ikan, pembuatan pupuk dan sabun cuci dan pembuatan abon sapi, dendeng, "fish pocket", riset sosial dan promosi Akmil, AAL dan AAU serta Akpol. (*)