Mataram, (Antara) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyosialisasikan penyakit HIV/AIDS kepada 200 siswa sekolah dasar dan menengah pertama serta para guru di Kota Mataram agar mereka memahami bahayanya dan mencegah diri dari penularan.
Kegiatan sosialisasi yang digelar di kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa, itu dibuka Kepala Bagian Umum Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Negus Siregar.
Menurut Negus, sosialisasi bahaya penyakit HIV/AIDS bertujuan untuk memberikan rasa takut kepada para siswa sehingga mereka akan berupaya untuk menghindar dari penularan penyakit mematikan itu.
"Kalau siswa merasa takut terhadap sesuatu, mereka akan cenderung untuk menghindarinya, termasuk bahaya tertular penyakit HIV/AIDS," katanya.
HIV (Human Immunodeficiency Virus), yaitu virus yang menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi, sedangkan penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala yang didapatkan dari penurunan kekebalan tubuh akibat kerusakan sistem imun yang disebabkan oleh infeksi HIV.
Negus mengatakan, kegiatan sosialisasi bahaya HIV/AIDS melibatkan Kementerian Kesehatan, Dikpora NTB, dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) NTB.
Sosialisasi penting dilakukan karena NTB berada pada posisi ke 16 dari 34 provinsi di Indonesia yang memiliki penderita HIV/AIDS.
"Setiap tahun angka penderita HIV/AIDS di Indonesia mengalami peningkatan, termasuk di NTB, yang dulunya pada 2004-2005 hanya 12 kasus, bertambah menjadi 41 kasus pada 2009, bertambah lagi menjadi 800 lebih dalam kurun waktu lima tahun," kata Negus.
Fakta itu, menurutnya, sangat mengerikan. Sebab, satu orang penderita AIDS berpotensi menularkan kepada orang lain yang tubuhnya masih sehat. Dengan begitu, angka penderita penyakit mematikan itu akan terus bertambah di NTB jika tidak ada pencegahan.
Upaya pencegahan yang paling efektif adalah kembali kepada norma-norma agama, termasuk melarang para siswa untuk berpacaran ketika masih usia sekolah.
"Cara pencegahan diri yang paling baik adalah jalankan perintah Tuhan, dan tinggalkan larangannya. Termasuk berpacaran, itu tidak ada dalam ajaran Islam," katanya.
Kemendikbud sosialisasikan Bahaya AIDS kepada Siswa Mataram
Kalau siswa merasa takut terhadap sesuatu, mereka akan cenderung untuk menghindarinya, termasuk bahaya tertular penyakit HIV/AIDS