Pertumbuhan Ekonomi NTB tanpa Tambang Newmont 6,15 persen

id Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi NTB tanpa Tambang Newmont 6,15 persen

Grafik perbandingan pertumbuhan ekonomi NTB tahun 2013 dan 2014. AntaraMataram/Awaludin) (1)

"Sebenarnya kegiatan pada sub kategori pertambangan bijih logam tidak menjadi sumber pertumbuhan utama dalam perekonomian NTB pada 2014,"
Mataram, (Antara NTB) - Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat mencatat pertumbuhan ekonomi daerah itu pada 2014 tanpa hasil pertambangan PT Newmont Nusa Tenggara mencapai 6,15 persen, di mana penyumbang terbesar dari pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 1,25 poin.

"Kemudian diikuti oleh kategori perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,96 poin," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) Wahyudin, di Mataram, Kamis.

Namun, jika memasukkan sektor pertambangan bijih logam, kata dia, pertumbuhan ekonomi NTB pada 2014 hanya sebesar 5,06 persen. Pertumbuhan tersebut sedikit melambat dibanding tahun 2013 sebesar 5,15 persen.

"Sebenarnya kegiatan pada sub kategori pertambangan bijih logam tidak menjadi sumber pertumbuhan utama dalam perekonomian NTB pada 2014," ujarnya.

Sejak 2000 hingga saat ini, kata Wahyudin, perekonomian NTB sangat dipengaruhi oleh nilai tambah yang dihasilkan oleh sub kategori pertambangan bijih logam.

"Indikasi ini dapat dilihat jika nilai tambah sub kategori tersebut dieliminir dari komponen pembentuk produk domestik regional bruto (PDRB) NTB," ucapnya.

Wahyudin juga menyebutkan pertumbuhan ekonomi NTB triwulan IV/2014 mencapai 6,79 persen.

Pencapaian itu didorong oleh beroperasinya kembali PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), yang sebelumnya sempat tidak beroperasi pada Juli-Agustus 2014 (triwulan III/2014).

Kondisi itu menyebabkan pertumbuhan yang cukup tinggi pada kategori pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar 160,34 persen, sehingga kategori ini menjadi sumber pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan IV/2014 sebesar 14,50 poin, diikuti tranportasi dan pergudangan sebesar 0,44 poin.

"Namun, perekonomian NTB tanpa sub kategori pertambangan bijih logam mengalami kontraksi sebesar 8,06 persen, akibat menurunnya aktivitas ekonomi pada kategori pertanian, kehutanan dan perikanan," katanya.  (*)