Yogyakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) meminta para pengurus NU memacu kinerja untuk kemenangan Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman.
"Kita harus memacu kinerja untuk mengawal kemenangan Indonesia karena di tengah tantangan sejarah berskala peradaban ini, Indonesia harus menang, supaya kita semua tetap berdaulat," kata Gus Yahya ketika membuka Konferensi Besar Nahdlatul Ulama dan Halaqah Nasional Strategi Peradaban Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, Senin.
Gus Yahya menuturkan seluruh pengurus NU harus mengubah upaya kerja demi memperoleh hasil yang strategis mengingat tanggungan NU tidak kecil dalam menghadapi tantangan zaman.
Ia mengingatkan agar dalam menjalankan kinerja itu tidak dilakukan laiknya mengejar layangan putus atau hanya senang turut beramai-ramai, namun susah memperoleh hasil.
Baca juga: NU dan Pemilu 2024
Baca juga: Ganjar meyakini PBNU dapat menjaga netralitas pada Pemilu 2024
"Kalaupun didapat layangan itu, tetapi banyak yang merebutnya sehingga rusak tidak berguna," kata dia.
Sebab itu, Gus Yahya menekankan NU mesti berperan nyata di tengah dinamika pertarungan kepentingan di antara sejumlah kelompok berbeda yang terus bergulir mulai tingkat lokal, domestik, hingga global.
Menurut dia, di dalamnya dinamika itu terdapat tuntutan yang berat untuk ditanggung seluruh bangsa, sedangkan waktu yang tersedia tidaklah banyak.
"Demikian juga tingkat global, ada dinamika luar biasa yang apabila bangsa ini tidak dapat menemukan satu arah yang tepat ke masa depan, ada ancaman yang nyata dan terus-menerus terhadap bangsa dari kedaulatan manusia sebagai warga bangsa," katanya.
Menurut dia, tidak ada jalan lain selain memperkuat bangsa dan negara ini sebagai kubu di dalam menjaga kedaulatan bersama di tengah runtuhnya perbatasan fisik dan geografis dan diikuti tumbuhnya kekuatan besar.
"Maka bangsa dan negara ini harus kuat, meneguhkan kebersamaan untuk menjaga agar bangsa ini tidak dilemahkan oleh apapun, tetapi justru semakin dikuatkan dan kita harus menyaksikan dunia bahwa dunia membutuhkan Indonesia yang kuat karena Indonesia memiliki banyak hal yang dibutuhkan oleh dunia untuk menemukan jalan keluar dari berbagai masalahnya," katanya.
Oleh karena itu, Gus Yahya mengingatkan kepada segenap pengurus, khususnya tanfidziyah untuk senantiasa memperhatikan disiplin organisasi dengan mengikuti secara tegas, secara teguh 'sam'an wa tha'atan' (dengar dan patuh) kepada keputusan kepemimpinan.
Sebab, kata dia, kepemimpinan organisasi merupakan hakim yang berperan menyelesaikan perbedaan apapun.
"Maka NU ini didirikan sebagai satu fungsi hakim yang bisa mempersatukan perbedaan apapun yang terjadi di kalangan umat ini dalam kerangka 'ahlussunnah wal jamaah'," kata dia.*
Baca juga: Sekjen PBNU: Pengikut Rais A'am dan ketum bergerak menangkan Prabowo-Gibran
Berita Terkait
PBNU: Praktik haji tanpa visa langgar tuntunan syariat Islam
Minggu, 12 Mei 2024 19:13
Presiden Terpilih Prabowo: Kami membutuhkan NU
Minggu, 28 April 2024 17:56
Dalih "sudah telepon Allah", Ketua PBNU kecam Lebaran lebih awal di Gunung Kidul
Minggu, 7 April 2024 15:06
PBNU ajak masyarakat bersatu usai penetapan hasil Pemilu 2024
Kamis, 21 Maret 2024 20:15
PBNU sampaikan selamat ke Prabowo-Gibran sebagai pemenang Pilpres 2024
Kamis, 21 Maret 2024 16:20
BCA jalin kerja sama pembayaran zakat daring
Kamis, 21 Maret 2024 5:47
PBNU: Masyarakat jangan lengah pergerakan kelompok radikal
Selasa, 27 Februari 2024 16:29
Menko polhukam sowan ke PBNU di hari pertama kerja
Kamis, 22 Februari 2024 14:33