Mataram (Antara NTB) - Bus yang mengangkut 13 anggota Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Kabupaten Lombok Tengah dan dua anggota Palang Merah Indonesia terguling di Tarano, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Jumat (17/2), sekitar pukul 23.00 Wita.
"Tidak ada korban jiwa, namun beberapa orang mengalami luka sobek di bagian pelipis mata dan kepala. Semua sudah dirawat di Puskesmas Empang," kata Supardi, salah satu pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lombok Tengah, ketika dihubungi di Mataram, Sabtu.
Supardi merupakan satu dari 17 penumpang bus milik Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) NTB itu, mengatakan bus dipinjam untuk membawa bantuan seragam sekolah bagi korban banjir di Bima.
Relawan PMI di Sumbawa yang berhasil dihubungi bersama Kepala Desa Jempung, membantu proses evakuasi para korban ke Puskesmas Empang.
"Alhamdulillah saya sendiri bersama sopir tidak apa-apa," ujarnya.
Ia menuturkan kejadian bermula ketika bus hendak menghindari pengendara sepeda motor, namun karena kondisi jalan licin, sopir diduga tidak bisa mengendalikan laju bus.
"Mungkin karena sopir kaget dengan kondisi jalan berkelok dan licin, bus akhirnya terguling," kata Supriadi.
Oleh karena kondisi trauma dan terluka, kata dia, rombongan kepala sekolah dari Lombok Tengah tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Bima untuk menyerahkan bantuan seragam kepada siswa korban banjir di tiga SMP.
Namun, bantuan tersebut dijemput oleh relawan PMI Kota Bima yang dititipkan di Polsek Empang untuk kemudian dibawa ke Bima.
"Seluruh kepala sekolah memilih balik ke Lombok menggunakan pesawat dari Sumbawa. Mungkin mereka trauma, sehingga tidak berani melanjutkan perjalanan," katanya. (*)
Bus Rombongan Kepala Sekolah Terguling di Sumbawa
"Mungkin karena sopir kaget dengan kondisi jalan berkelok dan licin, bus akhirnya terguling"