Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melaksanakan simulasi gempa bumi dan tsunami dalam rangka memberikan edukasi kepada warga dalam mengantisipasi dampak bencana alam.
"Kegiatan ini salah satu upaya dalam meningkatkan edukasi warga untuk antisipasi dampak bencana alam yang dapat terjadi secara tiba-tiba," kata Kepala BPBD Lombok Tengah Ridwan Maruf di Praya, Rabu.
Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pengetahuan dan kemampuan masyarakat yang ada di wilayah rawan bencana dalam menghadapi bencana sebelum mendapatkan pertolongan dari petugas.
"Artinya masyarakat diharapkan bisa menyelamatkan dirinya jika terjadi bencana," katanya.
Baca juga: Gempa bumi magnitudo 5,8 guncang Seram Bagian Timur
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi pemerintah daerah dengan pemerintah desa serta masyarakat dalam mengantisipasi dampak bencana.
"Begitu ada bencana alam, masyarakat kita harapkan segera melapor, agar petugas segera melakukan evakuasi," katanya.
Ia mengatakan dampak bencana alam yang diantisipasi itu tidak hanya gempa bumi dan tsunami, namun masyarakat diharapkan dapat menjaga kebersihan lingkungan agar tidak terjadi banjir dan tanah longsor.
"Salah satu penyebab banjir yang terjadi di Lombok Tengah itu adalah tumpukan sampah yang dibuang warga di sungai atau saluran irigasi," katanya.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai, sehingga tidak terjadi banjir. Selain itu, upaya yang harus dilaksanakan adalah revitalisasi sungai yang saat ini sudah mulai mengalami peningkatan sedimentasi.
"Program revitalisasi sungai juga perlu dilakukan, agar tidak terjadi banjir," katanya.
Ia mengatakan wilayah potensi rawan bencana di Lombok Tengah hampir merata, sehingga pihaknya juga gencar melakukan pembentukan desa tangguh bencana.
"Dari 154 desa dan kelurahan, sebanyak 34 desa tangguh bencana telah terbentuk di Lombok Tengah," katanya.
Ia mengatakan bencana tidak pernah diharapkan semua orang, tetapi kalau datang bencana semua pihak harus dapat menghadapinya, karena bencana bukan saja urusan pemerintah, namun tanggung jawab semua.
"Desa tangguh bencana ini dibentuk untuk mengurangi resiko dampak bencana yang terjadi," katanya.