Saatnya bangkit untuk hentikan ulah perusak lingkungan pemicu bencana

id Banjir dan tanah longsor, Luwu,Sulawesi Selatan,Walhi Sulawesi Selatan,BNPB, Teropong Bencana

Saatnya bangkit untuk hentikan ulah perusak lingkungan pemicu bencana

Tim gabungan membawa korban banjir yang sakit dari Helikopter Bell BNPB menuju Pos Kesehatan di Pos Komando Utama Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Rabu (8/5/2024). ANTARA/HO-BNPB.

Jakarta (ANTARA) - Tidak ada yang menduga hujan pada malam itu berujung banjir, yang dengan seketika memorakporandakan puluhan desa di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, tepat pukul 01.17 WITA.

Banjir setinggi 3 meter merendam 3.268 rumah, menghanyutkan 211 rumah, dan empat  jembatan, merusak empat ruas jalan penghubung, merobohkan talut sungai sepanjang 50 meter dengan kondisi rusak berat.

Dampak kerusakan ribuan unit rumah dan fasilitas publik dengan klasifikasi ringan hingga berat itu melanda 56 desa di 12 kecamatan yakni, Latimojong, Suli, Suli Barat, Ponrang Selatan, Ponrang, Bupon, Larompong, Larompong Selatan, Bajo, Bajo Barat, Kamanre, Belopa, dan Kecamatan Belopa Utara.Tercatat 13 orang meninggal dunia yang mayoritas lansia dan balita warga dari Kecamatan Latimojong dan Suli Barat. Mereka adalah Rumpak (97), Jatima (55), Rima (84), Muh Misdar (29), Mawi (57), Sukma (9), Kapila (84), Ambo Accung, Nadira (40), Sunarti (40), Ulfiana (8), Mutmita (5), dan Suardi (70).