Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi hingga 12 Maret 2023, menyusul meluasnya area terdampak banjir ditambah longsor dalam beberapa hari terakhir.
Penetapan status ini membuat seluruh perangkat daerah diterjunkan membantu penanggulangan bencana. Alokasi anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) juga mulai disalurkan untuk operasional dan bantuan warga terdampak. "Saya menetapkan status tanggap darurat, artinya naik status dari yang sebelumnya. Jadi, bukan siaga 1 lagi, saat ini naik menjadi tanggap darurat," kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan di Cikarang, Selasa.
Seperti diketahui, sejak akhir pekan lalu Kabupaten Bekasi dilanda banjir. Dalam beberapa hari, Dani turut terjun memantau kondisi banjir di berbagai lokasi. Berdasarkan hasil pantauan langsung serta data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, banjir makin meluas.
Saat ini banjir merendam 117 titik di 47 desa yang tersebar di 17 kecamatan. Selain itu, longsor juga terjadi di satu titik, yakni di Kecamatan Cikarang Selatan. Sedikitnya 54.840 warga terdampak dan 4.092 warga terpaksa mengungsi.
Atas kondisi tersebut, status tanggap darurat juga diaktifkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bekasi Nomor HK.02.02/Kep-227-BPBD/2023 tentang Status Tanggap Darurat Bencana Hidrometerologi di Kabupaten Bekasi tahun 2023.
Lebih lanjut, Dani mengatakan banjir terjadi lantaran saat ini memasuki puncak musim hujan. Hampir sepanjang hari hujan mengguyur Kabupaten Bekasi. Kondisi ini menyebabkan debit sungai meningkat hingga meluap dan merendam pemukiman warga.
Baca juga: Kapolda NTT pantau bencana alam tanah longsor
Baca juga: Kendaraan roda empat bisa lintasi jalur longsor Trans Timor
Dani mengatakan bagi daerah yang terendam banjir, tidak ada pilihan lain selain mengevakuasi diri dan keluarga. "Ketahui jalur untuk evakuasi terlebih dahulu untuk menyelamatkan diri. Kemudian, menyelamatkan barang-barang berharga lain yang bisa diselamatkan," katanya.
Dia mengaku ada potensi banjir semakin meluas ditandai masih tingginya intensitas hujan. Dia mengimbau warga yang tidak terkena banjir untuk segera membersihkan saluran air yang tersumbat mengingat beberapa titik banjir diakibatkan saluran air yang tersumbat sampah. "Untuk daerah yang di luar banjir dan masih bisa dimungkinkan, masyarakat bergotong-royong untuk memperbaiki saluran air terlebih dahulu, membersihkan saluran air agar tidak tersumbat," kata dia.
Berita Terkait
Cuaca ekstrem, Lombok Tengah kini berstatus darurat bencana
Senin, 4 November 2024 16:10
Cuaca ekstrem, Status siaga darurat bencana di Mataram diperpanjang
Minggu, 17 Maret 2024 9:55
Kupang tetapkan status tanggap darurat bencana
Kamis, 14 Maret 2024 19:31
Yogyakarta menunggu kabupaten perpanjang status siaga darurat bencana
Senin, 26 Februari 2024 21:46
Dampak hujan lebat, sembilan provinsi di Indonesia berstatus waspada
Minggu, 18 Februari 2024 7:25
PVMBG mencatat aliran lava pijar Gunung Lewotobi capai 3,5 km
Kamis, 18 Januari 2024 5:54
PVMBG mengingatkan warga waspadai aliran lahan hujan dari Gunung Lewotobi
Senin, 15 Januari 2024 18:09
Gunung Lewotobi Laki-laki lontarkan abu vulkanik setinggi 1.000 meter
Sabtu, 13 Januari 2024 10:37