Antisipasi DBD, Gerakan PSN digencarkan di Mataram

id DBD PSN,DBD Mataram

Antisipasi DBD, Gerakan PSN digencarkan di Mataram

Kegiatan pengasapan (fogging) pemberantasan nyamuk demam berdarah di salah satu kelurahan di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi

Kami tidak mau lagi menerapkan strategi seperti tim pemadam kebakaran, yang bekerja saat terjadi kasus DBD
Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menggencarkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 4 plus sebagai langkah antisipasi lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram H Emiral Isfihan di Mataram, Kamis, mengatakan, gerakan PNS ini dilakukan bukan karena terjadi peningkatan kasus DBD tapi murni antisipasi, apalagi kasus DBD secara nasional meningkat.

"Kami tidak mau lagi menerapkan strategi seperti tim pemadam kebakaran, yang bekerja saat terjadi kasus DBD," katanya.

Baca juga: Disdik minta sekolah di Mataram gencarkan PSN

Menurutnya, data kasus DBD di Kota Mataram saat ini sudah mulai turun dari 90 kasus di bulan April 2024, menjadi 50 kasus di bulan Mei 2024.

Namun demikian, pihaknya tidak ingin terlena dengan data penurunan kasus tersebut, sehingga kegiatan PSN 4 plus dan fogging harus tetap digencarkan.

Empat plus yang dimaksudkan meliputi menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan memantau jentik secara berkala.

Selain mengubah sistem penanganan kasus DBD, Dinkes juga sudah membuat pemetaan daerah-daerah berisiko tinggi atau masuk kategori zona merah sesuai dengan wilayah kerja 11 Puskesmas se-Kota Mataram.

Baca juga: Tekan DBD, Wali Kota Mataram ajak warganya gencarkan PSN 4 Plus

Wilayah yang masuk kategori zona merah ini adalah wilayah yang masih ada kasus DBD. Untuk saat ini antara lain terdata kasus paling tinggi di Puskesmas Cakranegara dan Puskesmas Selaparang.

"Untuk dua wilayah itu, kami sudah koordinasikan dengan lurah dan camat masing-masing," katanya.

Menurutnya, setelah dilakukan turun langsung ke dua wilayah kerja tersebut yakni di Cakranegara dan Selaparang di Kelurahan Cakranegara dan Sayang-Sayang, dapat disimpulkan salah satu penyebab munculnya kasus DBD adalah banyak warga yang usaha barang bekas.

"Usaha barang bekas inilah yang menjadi salah satu pemicu terjadinya jentik nyamuk demam berdarah," katanya.

Baca juga: Cegah DBD, Dinkes gencarkan pemberantasan sarang nyamuk di Kota Mataram

Terkait dengan itu, pihaknya sudah meminta kepada semua camat, lurah, dan tim dari Puskemas agar setiap sehari setelah hujan turun, dilakukan PSN untuk memantau potensi jentik nyamuk.

"Selain itu bubuk abate juga kita siapkan dan dibagi gratis. Masyarakat yang butuh, bisa minta ke Puskesmas atau kader lingkungan," katanya.
 
Baca juga: Putus penyebaran DBD, Disdik Mataram gencarkan PSN di sekolah
Baca juga: Dinkes Mataram ajak warga konsisten gencarkan PSN