Putus penyebaran DBD, Disdik Mataram gencarkan PSN di sekolah

id DBD di sekolah Mataram,Putus penyebaran DBD,PSN di sekolah,disdik mataram

Putus penyebaran DBD, Disdik Mataram gencarkan PSN di sekolah

Siswa dalam suatu kegiatan di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/Dokumen Pribadi)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di sejumlah sekolah sebagai upaya memutus rantai penyebaran nyamuk Aedes aegypti, penyebab demam berdarah dengue (DBD).

"Dalam upaya pencegahan DBD di lingkungan sekolah, kami aktif koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Mataram," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf di Mataram, Jumat.

Dia mengatakan hal tersebut, menyikapi adanya sejumlah sekolah di Kota Mataram yang masuk data distribusi infeksi DBD atau menjadi lokasi temuan kasus DBD pada Februari 2024.

Sejumlah sekolah tersebut, meliputi empat sekolah dasar (SD), dua SMP dan tiga SMA di Kota Mataram.

"Namun yang menjadi atensi kami adalah SD dan SMP, sedangkan SMA menjadi ranah pemerintah provinsi," katanya.

Untuk mengoptimalkan gerakan PSN, pihaknya telah menyebar surat edaran ke semua sekolah dan mengimbau pihak sekolah agar aktif melakukan PNS di lingkungan sekolah.

Ia menyebut beberapa bentuk PSN di lingkungan sekolah, antara lain pembersihan air di vas bunga, barang-barang bekas, bak penampungan air, dan tempat-tempat lainnya yang berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk.

"Itu dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan anak-anak selama agar terbebas dari penyakit menular di lingkungan sekolah," katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr Emirald Isfihan menyebutkan kasus DBD di daerah setempat mengalami tren peningkatan dengan total 130 kasus.

"Peningkatan ini terjadi dalam beberapa minggu terakhir sebab pada Januari 2024, DBD tercatat landai dengan tujuh kasus," katanya.

Kasus DBD pada awal Maret atau minggu ke-9 tahun 2024 sebanyak 130 kasus itu lebih tinggi dibandingkan dengan kasus 2023 pada minggu yang sama yang tercatat 119 kasus.

Oleh karena itu, Dinkes telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus DBD akibat anomali cuaca saat ini.

"Kami sudah koordinasi dengan camat, lurah, bahkan Dinas Pendidikan, agar melakukan berbagai upaya antisipasi penyebaran kasus DBD,  salah satunya dengan PSN," katanya.