Mataram (ANTARA) - Bupati Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Haerul Warisin mengatakan rumah susun sewa (rusunawa) di Teluk Kayangan Labuhan Lombok harus dapat dimanfaatkan untuk tempat tinggal para nelayan di daerah setempat.
"Kami inginkan rusunawa ini dapat dimanfaatkan masyarakat nelayan sebagai tempat tinggal dengan cara sewa," kata Haerul Warisin saat acara pelepasan festival lomba sampan di Lombok Timur, Senin.
Ia mengatakan dengan sistem sewa dimaksud masyarakat nelayan yang tidak memiliki tempat tinggal tetap dapat memanfaatkannya sebagai tempat tinggal mereka dengan sewa murah.
"Rusunawa tersebut harus terisi dan terawat, tidak menjadi bangunan tanpa penghuni. Pemda tidak akan memungut biaya mahal, yang penting terisi semua,” katanya.
Baca juga: Kementerian Perkim jamin keberhasilan pembangunan rusun
Ia mengatakan bangunan serupa juga ke depannya dapat dibangun di lokasi yang padat penduduk seperti Masbagik, Sikur, termasuk Labuhan Lombok.
Rusunawa itu dibangun mulai 2015, rampung 2016 serta mulai manfaatkan warga pada 2017.
Namun pada 2018, rusunawa itu kosong karena ditinggalkan penghuninya akibat gempa bumi. Gempa bumi susulan berulang kali terjadi sampai tahun 2019, membuat penghuni rusunawa trauma.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Lombok Timur Purnama Hadi mengatakan anggaran pembangunan rusunawa itu murni dari pemerintah pusat sebesar Rp 21 miliar.
Baca juga: Nelayan di NTB tolak gunakan alat VMS
Baca juga: Sejumlah nelayan kembali aksi sweping TPI Tanjung Luar Lombok Timur
Baca juga: Tujuh nelayan selamat, Polairud Lotim evakuasi kapal tenggelam di Pantai Sriwe