Jakarta (ANTARA) - PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo telah menggunakan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 30 persen dari target atau sekitar Rp350 miliar pada kuartal I-2024.
Sepanjang tahun ini, perseroan menargetkan belanja modal senilai Rp1 triliun yang akan digunakan untuk mengembangkan jaringan backbone, seperti yang menghubungkan antara Jakarta dan Singapura.
“Untuk serapan capital expenditure sampai saat ini kurang lebih 30 persen,” ujar Chief Financial Officer MORA Genta Andhika Putra dalam Konferensi Pers setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis.
Ia melanjutkan, perseroan juga akan menggunakan belanja modal untuk mengembangkan Fiber to the Home (FTTH), dengan menambah kapasitasnya di berbagai kota di Indonesia.
“Kita akan melakukan upgrade kapasitas, karena beberapa kapasitas kita beberapa segmen udah mulai habis, jadi kita harus segera menambah kapasitas,” ujar Genta.
Selain itu, lanjutnya, belanja modal juga untuk mendukung pembangunan data center di Pulau Batam. Genta menjelaskan, belanja modal yang senilai Rp1 triliun bersumber dari aksi penerbitan sukuk perseroan dan pembiayaan dari perbankan.
Perseroan telah mencatatkan Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Moratelindo Tahap I Tahun 2023 Seri A dan Seri B senilai Rp488,55 miliar dan Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Moratelindo Tahap II Tahun 2024 Seri A dan Seri B senilai Rp279.,3 miliar.
“Atas penawaran umum berkelanjuatan tersebut, perseroan memperoleh hasil pemeringkatan idA+sy (Single A Plus Syariah) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO),” ujar Direktur Utama MORA Jimmy Kadir.
Pada tahun 2023, perseroan mencatatkan EBITDA senilai 2,23 triliun pada tahun 2023, dari sebelumnya senilai 2,19 triliun pada tahun 2022, dengan EBITDA margin 47 persen pada tahun 2022 menjadi 52 persen pada tahun 2023.
Baca juga: RUPST Mitratel menyetujui bagikan dividen Rp1,4 triliun
Baca juga: Indosat sebut terbuka terhadap seluruh peluang kolaborasi
Perseroan mencatatkan laba bersih yang meningkat dari sebelumnya Rp673 miliar pada tahun 2022 menjadi senilai Rp679 miliar pada tahun 2023, dengan net profit margin sebesar 14 persen pada tahun 2022 menjadi 16 persen pada tahun 2023.
Kemudian, ekuitas perseroan dari sebelumnya sebesar Rp6,24 triliun pada tahun 2022 menjadi senilai Rp 6,92 triliun pada tahun 2023, atau meningkat 11 persen year on year (yoy) dan juga Debt to Equity Ratio (DER) yang membaik dari 139,14 persen pada tahun 2022 menjadi 115,18 persen pada tahun 2023.