Pengamat: TGB keluar dari Perindo perkuat dukungan ke Cagub NTB Zulkieflimansyah

id TGB,Zulkieflimansyah,Pilgub NTB 2024,Partai Perindo,Nusa Tenggara Barat

Pengamat: TGB keluar dari Perindo perkuat dukungan ke Cagub NTB Zulkieflimansyah

Arsip - Gubernur NTB Zulkieflimansyah (kiri) bersama mantan Gubernur NTB dua periode 2008-2018 TGB Zainul Majdi (kanan) saat acara Sertijab Gubernur NTB di Ruang Rapat Utama kantor Gubernur NTB di Mataram, pada 21 September 2018. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi).

Mataram (ANTARA) - Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Dr Ihsan Hamid menilai keluarnya Tuan Guru Bajang (TGB) H Muhammad Zainul Majdi dari Partai Perindo memiliki kausalitas dengan Pilgub NTB 2024 dan berpotensi memperkuat dukungan untuk calon gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr H Zulkieflimansyah.

"Kalau konteks Pilgub NTB tentu punya kausalitas. Orang politik kalau kedip mata punya makna apalagi peristiwa besar dan beliau bukan anggota biasa. Makanya pertanyaan dasar apa yang bisa kita baca ketika TGB menudur," katanya.

Seperti diberitakan, TGB resmi mengajukan surat pengunduran diri dari Partai Perindo. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Perindo juga telah menerima secara resmi pengunduran diri mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat 2 periode itu.

Ihsan melihat TGB saat ini baik selaku politisi maupun individu mengarahkan dukungan mendukung Zulkieflimansyah di Pilgub NTB, meskipun pihak Rohmi sekuat tenaga menafsirkan TGB bersikap netral. Namun berbeda jauh dengan realita yang ada bahwa mantan Ketua Harian Perindo itu mendukung Zulkieflimansyah.

"Karena sejak awal TGB tidak ingin paket Zul-Rohmi pecah. Mundurnya beliau dari Perindo dapat dikatakan sebagai sikap kedewasan dalam poltik dan sebagai bentuk konsistensi TGB dengan sikap awal," ujarnya.

Baca juga: TGB Muhammad Zainul Majdi resmi keluar dari Partai Perindo

Ihsan menilai bahwa adik kandung dari Hj Sitti Rohmi Djalilah itu memahami untuk melihat hasil dari paket Zul-Rohmi butuh transisi kepemimpinan selama 10 tahun.

Apalagi saat transisi kepemimpinan 2018 lalu, Zul-Rohmi memimpin dengan diwarnai gempa bumi pada 2018 dan COVID-19, sehingga membutuhkan waktu lebih untuk melihat hasil yang lebih baik.

"Beliau (TGB) memahami secara ideal sirkulasi kepemimpinan itu 10 tahun baru terlihat hasil. Apalagi era Zul-Rohmi kemarin banyak juga hasil kepemimpinan mereka," ucapnya.

Ia juga menilai sikap TGB sudah terbaca dari awal, mulai dari tidak mendukung Rohmi-Firin saat wawancara dengan awak media di Islamic Center NTB, bersepeda barengan hingga menyaksikan MotoGP Mandalika 2024 bersama calon Gubernur NTB nomor urut 02, Zulkieflimansyah. Itu menjadi suatu sinyal kuat arah dukungan TGB di Pilgub NTB 2024.

Ihsan melihat sikap mundurnya TGB dari Partai Perindo sebagai sinyal bahwa tokoh ulama alumni Universitas Al-Azhar Mesir itu, tidak ingin disebut netral di Pilgub NTB 2024.

"Saya rasa TGB tidak ingin disebut netral di Pilgub NTB. Keluarnya TGB masih memiliki kaitan dengan dukungannya ke Zulkieflimansyah," ujarnya.

Jika TGB masih di Partai Perindo, kata dia, maka dia akan tidak bebas untuk mendukung Zulkieflimansyah, karena faktor keterikatan dengan partai politik yang berbeda dukungan.

"Kalau beliau tetap di Perindo lalu tidak dukung Rohmi kan jadi ambigu. Ini jadi sikap tegas bahwa TGB tidak bisa dikaitkn dengan Rohmi," ucapnya.

Baca juga: Zul-Uhel daftar ke KPU NTB di hari kedua sesuai arahan TGB

Dalam konteks Pilkada ini, Ihsan meyakini bahwa TGB akan lebih lega untuk mendukung Zulkieflimansyah karena terbebas dari sangkut paut dengan partai politik.

Dengan keluarnya TGB dari Perindo, sangat memungkinkan jika ke depannya TGB akan turun kampanyekan pasangan calon Gubernur Nusa Tenggara Barat nomor urut 02 Zul-Uhel.

"Sangat terbuka beliau bisa kampanyekan Zul. Arahnya bisa saja ke situ meskipun hanya Tuhan dan TGB yang tahu. Tetapi kausalitasnya secara politik bisa dibaca," katanya.

Baca juga: TGB Untuk Perempuan Pertama: Menjaga Dzuriyat Maulana Syekh

Dengan dukungan TGB, Ihsan juga menilai Zulkieflimansyah mendapatkan limpahan elektoral yang cukup besar.

"Kemungkinan Zul mendapat limpahan elektoral karena enggak bisa kita baca TGB sebagai sosok figur yang biasa. Beliau masih punya pengaruh karena masih menjadi kingmaker yang ada di NWDI," jelasnya.

Suara NWDI dinilai dapat pecah dua, setengah untuk Rohmi dan setengah untuk TGB atau bisa saja lebih besar, mengingat TGB masih punya pengaruh cukup besar di internal organisasi Islam terbesar di NTB itu.

"Artinya setidaknya suara NWDI berpotensi pecah dua, setengah bisa ke TGB atau ke Rohmi atau sebagain besar akan ikut TGB," pungkas Ihsan.

Baca juga: Lembaga survei yang pernah dipakai TGB nilai Zul-Uhel menangi debat Pilgub NTB