Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan sekitar 500 kepala keluarga (KK) di kota itu terdampak banjir akibat luapan air Kali Unus.
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, Selasa, mengatakan 500 KK tersebar di sembilan lingkungan yang berada di pinggir Kali Unus.
"Warga yang terdampak banjir itu, rata-rata warga yang berada di pinggir aliran Kali Unus tersebar pada sembilan lingkungan," katanya.
Sebanyak sembilan lingkungan tersebut, meliputi Babakan, Abin Tubuh, Gedur, Pagutan, Karang Buaye, Pagutan Timur, Karang Pule, BTN Kopajali, dan Lingkungan Mapak.
Banjir dengan ketinggian sekitar 40-60 centimeter di sembilan lingkungan itu dipicu intensitas hujan tinggi dan terjadi terus-menerus dalam sepakan, hujan merata dari hulu hingga hilir serta, dan adanya tanggul jebol pada beberapa titik di Kali Unus.
Baca juga: Puluhan warga dievakuasi akibat banjir di wilayah Lombok Barat
Namun demikian, sejauh ini belum ada warga yang mengungsi dan mereka memilih tetap tinggal di rumah masing-masing, dengan menyelamatkan barang-barang berharga di tempat yang lebih tinggi atau aman dan kondisi sekarang sudah surut.
"Alhamdulillah, sejauh ini masih terkendali dan semoga tidak hujan. Untuk kerugian warga, saat ini tim kami masih turun melakukan asesmen di lapangan," katanya.
Sementara intervensi yang dilakukan pemerintah kota selain membantu warga memindah barang berharga, katanya, sudah dilakukan pembuatan tanggul sementara menggunakan karung berisi pasir bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
Baca juga: Hampir sepekan, Empat korban terseret banjir di Bima belum ditemukan
Selain itu, tim BPBD melakukan penyedotan pada titik-titik yang dinilai memiliki lokasi pembuangan air, sebab jika tidak ada tempat pembuangan air, upaya penyedotan tidak bisa dilakukan.
Irwan mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem, apalagi berdasarkan informasi dari BMKG ZAM Lombok menyebutkan cuaca ekstrem berpotensi terjadi hingga tanggal 13 Februari 2025.
"Karena itu, masyarakat harus terus waspada," katanya.
Baca juga: Tenda darurat disiapkan di Mataram antisipasi banjir rob susulan