Mataram (ANTARA) - Cahaya Sukma Dewi, finalis asal Nusa Tenggara Barat, tampil memikat dalam malam preliminary Puteri Indonesia 2025. Ajang ini digelar di Balai Sarbini Jakarta pada Sabtu (26/4/2025) sebagai bagian dari rangkaian penilaian menuju malam final. Sukma menunjukkan pesona khas perempuan NTB dengan membawa misi budaya yang kuat.
Kehadirannya kembali menegaskan eksistensi NTB di panggung nasional. Salah satu momen paling mencuri perhatian adalah saat Sukma mengenakan gaun malam bertema Mutiara Cahaya Sang Sukma. Gaun ini dirancang oleh desainer, Inggi Kendran, dengan detail mutiara yang elegan. Busana tersebut menjadi simbol kemurnian jiwa dan kekuatan batin perempuan. Lewat penampilan ini, Sukma meraih prestasi membanggakan
sebagai 1st Runner Up Best Evening Gown.
Tak hanya di sesi gaun malam, Sukma juga tampil memesona dalam balutan kostum nasional bertema Dewi Gandrung. Kostum ini menggambarkan tarian Gandrung khas Lombok yang sarat akan makna sukacita dan semangat perempuan. Keanggunan, keberanian, dan identitas lokal tergambar jelas dalam setiap gerakan dan busana yang dikenakan. Penampilannya menjadi representasi kuat budaya NTB di tingkat nasional.
Penampilan Sukma dilengkapi dengan tarian kreasi Sasambo yang ia bawakan di sesi Talent Show. Sukma terpilih menjadi salah satu dari 12 finalis yang telah di seleksi dari 45 finalis. Tarian ini menggabungkan unsur budaya Sasak, Samawa, dan Mbojo yang merepresentasikan keberagaman etnik NTB. Dengan gerakan energik namun penuh kelembutan, Sukma berhasil membangkitkan semangat penonton. Aksi panggungnya menjadi salah satu yang paling diapresiasi malam itu.
Puteri Indonesia 2025 kini memasuki tahap penilaian akhir sebelum malam puncak. Finalis dari seluruh Indonesia menampilkan potensi terbaik yang mencerminkan identitas daerah masing-masing. Sukma hadir bukan hanya membawa nama daerah, tetapi juga kekuatan narasi budaya yang kuat. Kiprahnya menunjukkan bahwa perempuan NTB mampu bersaing secara nasional dengan karakter dan kualitas. Ajang Puteri Indonesia bukan sekadar kompetisi kecantikan semata.
Di dalamnya tersimpan ruang bagi perempuan untuk menyuarakan nilai, kearifan lokal, serta gagasan perubahan. Lewat panggung inilah Sukma menjadikan budaya sebagai kekuatan utama penampilannya. Ia menunjukkan bahwa kecantikan sejati lahir dari kepercayaan diri dan cinta pada akar budaya.
Dengan segala pencapaiannya di malam preliminary, Cahaya Sukma Dewi memberi angin segar bagi NTB di dunia pageant nasional. Prestasi dan dedikasinya menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya perempuan daerah. Sukma membuktikan bahwa keberanian membawa identitas lokal ke panggung besar patut diapresiasi. NTB kembali bersinar melalui
langkah dan karya putri daerah terbaiknya.
*) Penulis adalah warga NTB