Mataram (ANTARA) - Indonesia Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengusulkan pembentukan posko terpadu saat puncak musim liburan atau high season agar bisa meminimalisir situasi darurat akibat bencana alam maupun kecelakaan.
Ketua IHGMA NTB Lalu Kusnawan mengatakan setiap musim mudik Lebaran dan tahun baru selalu ada posko terpadu di banyak tempat, namun saat ini belum ada posko terpadu high season.
"Kami mendorong pemerintah, baik pusat, provinsi, maupun daerah dalam hal ini untuk membuat posko terpadu ketika musim high season," ujarnya saat ditemui di Mataram, Selasa.
Kusnawan menuturkan musim liburan biasanya dimulai sejak Mei dan berakhir pada Oktober. Wisatawan dari berbagai belahan dunia datang ke Indonesia, terutama Lombok untuk berwisata menikmati cuaca tropis.
Baca juga: Lindungi wisatawan dari risiko bencana, NTB siapkan kontingensi
Posko terpadu high season merupakan posko yang dibentuk untuk mengkoordinasikan dan memantau kegiatan turis selama musim liburan. Posko itu melibatkan berbagai instansi terkait untuk memastikan kelancaran dan keamanan aktivitas, seperti unsur tentara, kepolisian, petugas kesehatan, serta Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
Menurut Kusnawan, bencana alam seringkali terjadi secara mendadak seperti peristiwa gempa bumi yang mengguncang Lombok pada Juli 2018. Kala itu sedang puncak musim liburan dan banyak turis asing berwisata di Gili Tramena (Trawangan, Meno, dan Air).
Baca juga: Investor kereta gantung Gunung Rinjani Lombok tunggu kajian amdal
Saat gempa darat berkekuatan 6,4 magnitudo itu terjadi ada ribuan turis yang terlantar selama beberapa hari di Gili Tramena menunggu proses evakuasi akibat ketiadaan persiapan mitigasi bencana sejak awal.
"Posko terpadu high season untuk mengatasi (situasi darurat) ketika terjadi kecelakaan ataupun bencana alam," pungkas Kusnawan.
Lebih lanjut dia menyampaikan keberadaan posko terpadu saat musim liburan yang dibentuk oleh pemerintah diharapkan bisa mendukung kelancaran, keamanan, dan kenyamanan para turis saat berlibur ke suatu destinasi wisata.
Baca juga: Gubernur Iqbal targetkan tata kelola pendakian Rinjani berkelas dunia
