Pemprov NTB dan IHGMA perkuat ekosistem pariwisata terintegrasi

id IHGMA,wisata ntb,pemprov ntb, pariwisata terintegrasi,gubernur ntb,iqbal

Pemprov NTB dan IHGMA perkuat ekosistem pariwisata terintegrasi

Gubernur Nusa Tenggara Barat, H Lalu Muhamad Iqbal (kiri dua), menyampaikan pemaparan dalam diskusi tentang industri pariwisata bersama Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) NTB. (ANTARA/HO-Kominfotik NTB)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat bersama Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) berkomitmen memperkuat ekosistem pariwisata yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk meningkatkan daya tarik NTB sebagai destinasi wisata unggulan, khususnya bagi wisatawan mancanegara.

Gubernur NTB, H Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan bahwa sektor pariwisata tidak lagi hanya berbicara soal destinasi semata, tetapi harus berfokus pada pembangunan ekosistem yang solid.

Menurutnya, integrasi berbagai aspek, mulai dari aksesibilitas, fasilitas, hingga kesiapan sumber daya manusia (SDM), menjadi kunci agar NTB semakin kompetitif di level global.

"Tourism di NTB bukan lagi soal destinasi tapi soal ekosistem. Jadi ke mana pun orang pergi di NTB ini, mereka harus merasa berada di tujuan wisata. Kita harus membangun ekosistem yang solid, mulai dari aksesibilitas, fasilitas, hingga kesiapan SDM. Jika semua elemen ini terintegrasi dengan baik, maka NTB akan menjadi destinasi unggulan yang berkelanjutan dan berdaya saing global," ujar Gubernur Iqbal dalam diskusi bersama para general manager hotel se-Pulau Lombok yang tergabung dalam IHGMA NTB.

Salah satu tantangan utama yang disoroti oleh Lalu Iqbal adalah minimnya interkonektivitas antara destinasi wisata di NTB.

Baca juga: Lalu Kusnawan kembali pimpin IHGMA NTB, ini tantangan dan programnya

Ia menyoroti ketidaksinambungan antar destinasi yang berpotensi menghambat pertumbuhan pariwisata secara menyeluruh.

"Jadi Tetebatu tidak nyambung dengan Mandalika, Mandalika tidak nyambung dengan Gili. Semua diskonek akhirnya setiap tumbuh destinasi baru, destinasi lama mati. Sehingga sekarang kita akan fokus dalam membangun interkonektivitas," ujarnya.

Menurutnya, pembangunan konektivitas ini menjadi krusial agar destinasi yang ada tidak saling mematikan, melainkan justru memperkuat satu sama lain.

Dengan demikian, wisatawan yang datang ke NTB tidak hanya mengunjungi satu lokasi, tetapi bisa menikmati pengalaman wisata yang menyeluruh dan terintegrasi.

Selain aksesibilitas dan interkonektivitas, sektor perhotelan juga menjadi fokus utama dalam pengembangan ekosistem pariwisata di NTB. Lalu Iqbal menegaskan bahwa hotel bukan hanya sekadar tempat menginap, tetapi juga bagian dari pengalaman wisata yang harus memberikan kenyamanan dan kesan mendalam bagi wisatawan.

"Banyak hal yang ingin kita benahi, tetapi selama okupansi tidak naik, baik hotel maupun penerbangan akan kesulitan untuk tumbuh. Sehingga di tahap awal, itu yang coba kita lakukan, supaya ada tenaga untuk tumbuh," ucapnya.

Baca juga: IHGMA NTB sebut efisiensi anggaran pengaruhi okupansi hotel

Ketua Umum IHGMA Indonesia, Dr I Gede Arya Pering Arimbawa, menyambut baik inisiatif tersebut dan menegaskan kesiapan asosiasi dalam bersinergi dengan pemerintah untuk meningkatkan standar layanan serta menciptakan inovasi di industri perhotelan.

"Kami siap berkolaborasi membangun ekosistem pariwisata yang lebih kuat," katanya.

Ketua IHGMA NTB, Lalu Kusnawan, juga menekankan pentingnya membangun sistem data industri pariwisata yang terintegrasi atau Integrated Tourism Destination guna memperkuat seluruh destinasi wisata di NTB.

"Kita juga akan bangun ke Pulau Sumbawa. Konsep pariwisata berintegrasi berbasis data, termasuk data jumlah kunjungan," ujarnya.

Salah satu langkah yang harus disiapkan Pemprov NTB adalah digitalisasi sistem pencatatan kunjungan wisatawan melalui aplikasi yang mencatat data pengunjung berdasarkan nama dan negara asal (by name by country).

Baca juga: Dampak efisiensi, Hotel di NTB terancam sepi dan PAD anjlok

Menurut Kusnawan, minimnya data kunjungan wisatawan ke NTB saat ini menjadi kendala dalam pengembangan strategi promosi dan investasi.

"Minimnya data kunjungan di masing-masing industri pariwisata jelas berdampak pada sistem promosi. Ini yang akan kita bentuk menjadi acuan program jangka pendek, menengah, dan panjang. Ini juga akan membantu pemerintah ketika ada investor datang untuk investasi di NTB," jelasnya.

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaludin Maladi, juga mendukung penuh konsep integrated tourism destination karena dapat menjadi acuan utama bagi pemerintah dalam mengembangkan kebijakan pariwisata yang lebih efektif.

"Pak Gubernur ingin semua kunjungan, baik lewat penerbangan udara, darat, maupun laut, perlu dihitung," katanya.

Baca juga: IHGMA NTB bangun SDM industri perhotelan sesuai trend pariwisata kekinian

Salah satu contoh data yang selama ini belum tercatat dengan baik adalah kunjungan wisatawan yang masuk ke NTB menggunakan kapal pinisi dan kapal pesiar. Padahal, mereka menghabiskan waktu di NTB lebih dari enam jam dan turut berkontribusi pada perekonomian daerah.

"Informasi yang kami terima, wisatawan ini meskipun hanya singgah selama enam jam, tetap mengeluarkan uang untuk berbelanja. Tetapi data mereka tidak masuk dalam statistik kunjungan," ujarnya.

Ke depan, kata Jamaludin, sistem sinkronisasi data kunjungan wisatawan, termasuk di setiap pelabuhan di NTB, akan dilakukan secara daring (online). Pemprov NTB juga akan membangun sistem khusus agar data ini bisa dipantau langsung oleh gubernur melalui Biro Administrasi Pimpinan Setda NTB.

Baca juga: 13 GM Hotel direkomendasikan menjadi dosen Poltekpar Lombok
Baca juga: IHGMA Lombok bagikan takjil gratis terhadap pengendara di Mataram

notification icon
Dapatkan Berita Terkini khusus untuk anda dengan mengaktifkan notifikasi Antaranews.com