Posko darurat gelombang pasang di Mataram dibongkar

id BPBD,Kota Mataram,posko gelombang pasang

Posko darurat gelombang pasang di Mataram dibongkar

Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, di Pantai Loang Baloq, saat perayaan Lebaran Ketupat 7 April 2025. ANTARA/Nirkomala.

Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, sudah membongkar posko darurat untuk mengantisipasi bencana banjir rob akibat gelombang pasang yang diperkirakan terjadi pada pekan lalu.

"Senin kemarin (15/9-2025), kami sudah membongkar dua posko darurat potensi banjir rob akibat gelombang pasang," kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Akhmad Muzaki di Mataram, Selasa.

Pembongkaran dua posko yang dipasang di Bintaro dan Mapak Tanjung Karang itu, karena dari hasil pantauan terjadi penurunan eskalasi terhadap cuaca ekstrem dalam pekan ini.

Baca juga: BPBD siagakan posko darurat antisipasi banjir rob di Mataram

Oleh karena itu, posko dan satgas dari sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) seperti satgas dari Dinas Sosial, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, serta satgas dari OPD lainnya sudah kembali ke kantor masing-masing sambil mengamati suasana dan perkembangan di lapangan.

"Para pasukan yang di posko bencana kini siaga di kantor masing-masing," katanya.

Berdasarkan evaluasi selama posko darurat disiagakan, kata Muzaki, tidak ada kejadian signifikan. Kawasan pesisir dan daerah aliran sungai (DAS) kondisi masih normal sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Baca juga: Mataram Siaga! Status tanggap darurat banjir resmi diberlakukan

Akan tetapi, katanya, satgas dan masyarakat diminta tetap waspada sesuai dengan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan saat ini masuk musim peralihan dari kemarau ke musim hujan dan kemungkinan besar musim hujan terjadi lebih cepat.

"Memang hari hasil pantauan keliling kami terhadap kondisi pesisir pantai dan DAS, tidak ada yang perlu dikhawatirkan tapi tetap waspada jangan lengah," katanya.

Diketahui, pembangunan dua posko di kawasan pesisir pantai itu sebagai tindak lanjut dari informasi dan imbauan BMKG mengimbau warga pesisir hingga pelaut untuk mewaspadai gelombang setinggi 4 sampai 6 meter pada bagian selatan Selat Lombok NTB, berlaku pada 9-10 September 2025.

Fenomena gelombang tinggi dapat menyebabkan dampak serius baik di laut dan darat, seperti kapal kecil berisiko terbalik hingga banjir rob.

Gelombang laut besar tidak hanya tinggi, tapi juga membawa energi besar yang dapat merusak infrastruktur, kapal, dan mengancam jiwa penduduk.

Selain gelombang setinggi 4-6 meter juga berpotensi di bagian selatan Selat Lombok, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai gelombang setinggi 2,5 meter sampai 4 meter pada empat wilayah perairan di NTB.

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.