Tajuk ANTARA NTB - Menata arah NTB menuju 2026

id Tajuk ANTARA NTB,Menata arah NTB,2026,doa,ikhtiar Oleh Abdul Hakim

Tajuk ANTARA NTB - Menata arah NTB menuju 2026

Pengunjung menyaksikan pertunjukkan tari tandang mendet di Mahakala Rinjani, Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, NTB, Sabtu (27/12/2025). Pertunjukkan yang menampilkan seni tradisi budaya Sasak di destinasi wisata Sembalun tersebut ditampilkan sebagai atraksi wisata bagi para wisatawan pada masa liburan Natal 2025 dan tahun baru 2026. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/sgd (ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI)

Mataram (ANTARA) - Nusa Tenggara Barat (NTB) berada pada fase penting perjalanan pembangunannya.

Pada usia ke-67, provinsi ini tidak lagi cukup dipahami sebagai wilayah dengan panorama laut dan gunung yang memesona, melainkan sebagai ruang hidup yang sedang diuji kemampuannya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan keberlanjutan lingkungan.

Sepanjang 2025, dinamika pembangunan NTB menunjukkan sinyal positif sekaligus peringatan keras bahwa arah kebijakan ke depan tidak bisa lagi berjalan dengan pola lama.

Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu indikator utama. Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan bahwa ekonomi NTB tanpa sektor tambang justru tumbuh lebih tinggi, mencapai 7,86 persen secara tahunan.

Fakta ini penting karena membuktikan bahwa ketergantungan pada eksploitasi sumber daya alam bukan satu-satunya jalan menuju kesejahteraan. Pertanian, kehutanan, perikanan, dan perdagangan tetap menjadi tulang punggung penyerapan tenaga kerja dan penggerak ekonomi rakyat.

Resolusi 2026 perlu menjadikan sektor-sektor ini sebagai pusat kebijakan, bukan pelengkap.

Penguatan ekonomi non-tambang menuntut strategi yang lebih dari sekadar mempertahankan produksi primer. NTB memiliki peluang besar membangun rantai nilai dari hulu ke hilir, terutama di sektor pertanian dan perikanan.

Pengolahan hasil, peningkatan kualitas produk, serta integrasi dengan pasar pariwisata dapat menciptakan nilai tambah yang lebih adil bagi petani dan nelayan. Ketika produksi lokal tidak hanya dijual mentah, tetapi diolah dan dipromosikan sebagai identitas daerah, maka ketahanan ekonomi menjadi lebih kokoh.

Arah ini juga sejalan dengan tuntutan global terhadap produk berkelanjutan. Ekonomi yang tumbuh tanpa merusak lingkungan bukan sekadar idealisme, melainkan kebutuhan jangka panjang.

Resolusi NTB 2026 harus berani menempatkan ekonomi hijau sebagai pilihan strategis, bukan opsi tambahan.

Selain itu, pariwisata tetap menjadi motor penting perekonomian NTB. Target jutaan kunjungan wisatawan sepanjang 2025 menunjukkan optimisme daerah ini dalam menarik pasar.

Namun, pengalaman global mengajarkan bahwa mengejar angka tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan dan kualitas hidup warga justru berisiko merusak fondasi pariwisata itu sendiri.

Karena itu, pergeseran menuju pariwisata berkualitas menjadi langkah yang tidak terelakkan.

Pariwisata berkualitas menempatkan pengalaman, kepuasan, dan manfaat bagi masyarakat lokal sebagai ukuran utama. Integrasi pariwisata dengan pertanian, budaya, dan UMKM berbasis lokal dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang saling menguatkan.

Dengan pendekatan ini, pariwisata tidak berdiri sendiri, tetapi menjadi pengungkit pembangunan lintas sektor yang lebih merata dan berkelanjutan.

Di balik capaian ekonomi, NTB masih menghadapi tantangan sosial yang tidak ringan. Tingginya angka perkawinan anak dan kerentanan keluarga mencerminkan persoalan struktural yang membutuhkan penanganan jangka panjang.

Pendidikan, pemberdayaan perempuan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia harus menjadi inti resolusi pembangunan. Tanpa itu, bonus demografi justru berpotensi berubah menjadi beban sosial.

Lingkungan menjadi fondasi terakhir yang menentukan arah masa depan NTB. Konservasi pesisir, perlindungan hutan dan mata air, serta pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab harus terintegrasi dalam setiap kebijakan.

Pertumbuhan ekonomi yang mengabaikan lingkungan hanya akan menciptakan masalah baru di kemudian hari.

Resolusi NTB menuju 2026 sejatinya adalah pilihan tentang arah. Apakah pembangunan akan terus mengejar pertumbuhan jangka pendek, atau menata fondasi yang adil dan berkelanjutan.

Tantangan itu menuntut keberanian kebijakan, konsistensi perencanaan, dan partisipasi publik yang lebih luas. Di titik inilah masa depan NTB ditentukan, bukan oleh angka semata, tetapi oleh kualitas keputusan hari ini.

Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Cuaca tak berpola menguji NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Rinjani dan Tambora butuh jeda
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Menakar siaga bencana NTB di musim libur
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Langit NTB tak lagi longgar
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Libur panjang, Pelayanan publik NTB dipertaruhkan
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Jejak liburan dan janji wisata NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - NTB dan ujian upah layak
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Ujian meritokrasi dalam pemilihan Sekda NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Menata agromaritim NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Menata kemandirian listrik NTB



COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.