Mataram (ANTARA) - Beberapa tahun belakangan gaya scandinavia menjadi primadona dalam mendesain interior rumah. Namun semakin ke sini, tren pun berganti menjadi lebih ke arah "Japandi" atau perpaduan antara gaya Jepang dan Scandinavia.
Dimas Harry Priawan, CEO Dekoruma mengatakan bahwa kebanyakan tempat tinggal saat ini berukuran 30 m2 untuk apartemen dan 60 m2 - 100 m2 untuk rumah.
Dengan lahan yang tidak besar ini, biasanya orang lebih senang sesuatu yang simpel dan multifungsi, seperti kebanyakan rumah di Jepang. Lalu untuk warna, tetap menggunakan yang biasa diterapkan pada gaya Scandinavia.
"70-80 persen customer selalu bilang ingin rumah minimalis, tapi rata-rata melenceng ke arah Scandinavia tapi lebih ke arah Jepang yang simpel," ujar Dimas dalam acara "Rumah Kecil Tapi Nyaman bersama Samsung" di Jakarta, Selasa.
"Nama Japandi sendiri kita buat dari Japanese - Scandinavian. Warna ya lebih ke putih tapi kalau kita di daerah tropis ini pakainya kayu jati yang gelap tapi dengan desain yang lebih simpel. Penggunaan warna tetep dari putih dan abu-abu. Karena warna itu akan membuat bangunan terlihat lebih luas," lanjut Dimas.
Rumah dengan gaya Japandi ini juga memanfaatkan lahan atau ruangan yang terbatas. Oleh karena itu, biasa ukuran dapur tidak terlalu besar.
Selain itu, area dapur juga bisa digunakan sebagai tempat mencuci dengan menggunakan mesin cuci bukaan depan sehingga bisa diletakkan berbarengan dengan kitchen set.
"Kalau dulu zaman orang tua kita mungkin ada dapur kotor, dapur bersih. Tempat cuci baju juga sendiri, ruang tamu sendiri, ruang makan sendiri. Tapi sekarang dengan bangunan yang kecil semua fungsi rumah juga berubah," jelas Dimas.
"Sekarang dapur dibuat kecil, paling mentok buat menghangatkan makanan bukan buat masak heboh. Kalau mau makan sama teman-teman ya paling milih makan di luar bukan di rumah. Sekarang juga banyak yang enggak punya meja makan, jadi meja makannya barengan sama coffee table," tambahnya.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56