Damri Mataram masih eksis melayani sembilan trayek perintis

id Damri,Trayek Perintis,NTB

Damri Mataram masih eksis melayani sembilan trayek perintis

Satu unit bus Damri yang melayani trayek perintis melewati jalan rusak dan berbahaya di Pulau Sumbawa, NTB. (ANTARA/HO/Damri Mataram)

Mataram (ANTARA) - Perum Damri Cabang Mataram, Nusa Tenggara Barat, masih eksis melayani sembilan trayek perintis sesuai dengan permintaan masyarakat daerah terpencil yang membutuhkan armada transportasi darat untuk menunjang aktivitas ekonominya.

"Kami sudah melayani sembilan trayek perintis tersebut selama bertahun-tahun dan sampai sekarang ini masih tetap berjalan," kata Pelaksana Tugas General Manager Perum Damri Cabang Mataram, Setiyoko, di Mataram, Kamis.

Ia menyebutkan dari sembilan trayek perintis tersebut tiga di antaranya masih di dalam Pulau Lombok, yakni rute Mataram-Bangko-Bangko, Mataram-Santong, dan Mataram-Pesugulan (Sembalun).

Sementara enam trayek perintis lainnya adalah dari Mataram menuju Pulau Sumbawa, yakni rute Mataram-Matta (perbatasan Kabupaten Dompu dengan Sumbawa), Mataram-Ropang, Mataram Moyo, Mataram-Talonang, Mataram-Orong Telu, dan Sumbawa-Ampar Goal.

Dari sembilan trayek perintis tersebut, kata Setiyoko, trayek Mataram-Talonang, dan Mataram-Orong Telu, yang cukup berat. Sebab, medan jalan masih berupa tanah berbatu dan ada beberapa tanjakan ekstrem yang harus dilalui untuk bisa sampai di tujuan.

"Terkadang bus tidak bisa sampai tujuan karena melewati kali dan ada jembatan rusak. Kalau dirasa resiko tinggi maka perjalanan tidak dilanjutkan. Tapi kalau kondisi aman, sopir diinstrukskan sampai ke tujuan penumpang," ujarnya.

Ia menyebutkan tingkat keterisian kursi penumpang di seluruh jalur perintis tersebut rata-rata mencapai 20 persen per hari. Namun, terkadang jumlah penumpang hanya dua orang per hari.

Meskipun jumlah penumpang sangat sedikit, armada bus harus tetap jalan sesuai jadwal.

Bahkan, kata Setiyoko, jumlah barang yang diangkut lebih banyak dibandingkan jumlah penumpang orang. Barang yang dibawa penumpang terkadang dalam bentuk hasil pertanian, seperti gabah, jagung dan kacang-kacangan.

"Kami tetap layani meskipun membawa barang dalam jumlah relatif banyak. Itu lah fungsi armada perintis yang disubsidi oleh negara untuk menembus wilayah terpencil," katanya.