Pengamat: sektor pariwisata Indonesia makin berkembang sepanjang 2019

id pariwisata,daya saing wisata,indeks daya saing wisata Indonesia

Pengamat: sektor pariwisata Indonesia makin berkembang sepanjang 2019

Paviliun Indonesia yang mengusung Phinisi berhasil meraih penghargaan The Best Stand Award Best Stand Award 2019 pada pameran pariwisata WTM London berlangsung di gedung Excel London, sejak tanggal 4 hingga 6 November. (Zeynita Gibbons)

Purwokerto (ANTARA) - Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Chusmeru mengatakan sektor pariwisata di Indonesia makin mengalami perkembangan yang signifikan sepanjang 2019.

"Indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di peringkat 40 dari 140 negara pada 2019 sementara pada 2017 berada di peringkat 42," katanya di Purwokerto, Kamis.

Hal itu, kata dia, berdasarkan laporan The Travel and Tourism Competitiveness Report yang dikeluarkan oleh World Economic Forum tahun 2019.

"Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia makin dilirik di pasar wisata dunia," katanya.

Dia menambahkan, peningkatan indeks daya saing pariwisata Tanah air tentunya tidak terlepas dari berbagai kebijakan sektor pariwisata yang telah dibuat pemerintah. Kebijakan yang cukup signifikan adalah penetapan 10 destinasi wisata prioritas dan upaya menciptakan Bali baru di berbagai daerah.

"Selain itu, pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata juga makin memudahkan aksesibilitas ke destinasi wisata, serta konektivitas antardaerah dengan objek-objek wisata yang dimilikinya," katanya.

Dia juga mengatakan, sektor pariwisata Indonesia juga kompetitif di pasar wisata sehingga turut mendongkrak angka kunjungan wisatawan.

"Namun harga yang kompetitif ini jangan sampai menimbulkan dampak negatif di bidang lingkungan alam dan sosial budaya," katanya.

Dia menambahkan, Indonesia juga disarankan untuk mengembangkan wisata premium, yaitu paket wisata yang berbiaya tinggi untuk menjaring wisatawan yang berkualitas.

"Indonesia memang perlu mengembangkan pariwisata dengan konsep keberlanjutan, baik secara ekologis, ekonomis, maupun sosial budaya. Untuk itu, program 'Sustainable Tourism Observatory' perlu dikembangkan di seluruh destinasi wisata Tanah Air," katanya.

Program itu, kata dia, merupakan kerja sama Kementerian Pariwisata dengan perguruan tinggi untuk memantau penerapan pariwisata berkelanjutan di suatu daerah yang memiliki destinasi wisata unggulan.

"Program seperti ini dapat mengantisipasi persoalan lingkungan sebagai dampak pariwisata. Oleh sebab itu, Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif di era Kabinet Indonesia Maju perlu menggandeng sebanyak-banyaknya perguruan tinggi untuk mengembangkan program Sustainable Tourism Observatory agar pembangunan destinasi di suatu daerah mengacu pada konsep keberlanjutan," katanya.