Klaten (ANTARA) - Aktivitas ratusan usaha kecil menengah yang berada di lereng Gunung Merapi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, berhenti total pasca erupsi Selasa (26/10) lalu dan melumpuhkan kondisi perekonomian di wilayah tersebut.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Klaten, Mujaeroni, Kamis, mengatakan UKM yang tidak beroperasi sejak terjadi bencana Merapi berjumlah sekitar 947 unit.
"Kegiatan UKM harus berhenti total karena pemilik dan pekerja harus mengungsi akibat ancaman erupsi Merapi masih terus berlangsung," kata Mujaeroni.
Ratusan unit UKM tersebut, lanjut dia, berada di dua kecamatan di lereng Merapi, yakni Kecamatan Kemalang (387 unit) dan Manisrenggo (560 unit).
"Sebagian besar UKM bergerak di bidang kerajinan, pembuatan makanan, dan pertokoan," kata Mujaeroni.
Mujaeroni menambahkan lumpuhnya perekonomian di lereng Merapi berimbas pada wilayah lain, terutama pada masyarakat yang menjadikan kedua kecamatan tersebut sebagai pemasok barang di pasaran.
Selain itu, dia mengatakan, salah satu imbas dari berhentinya aktivitas warga lereng Merapi adalah kenaikan harga komoditas sayuran yang ada di pasaran.
"Sayuran yang ditanam warga lereng, kini tidak lagi dapat dipasok ke pasar-pasar tradisional di Kabupaten Klaten sehingga harganya melambung," kata dia.
Terkait pemulihan perekonomian pascabencana Merapi, Mujaeroni mengatakan hal tersebut tengah menjadi agenda pembahasan Pemkab Klaten.
Namun, lanjut dia, pihaknya tidak dapat memprediksi masa berakhirnya kelumpuhan perekonomian warga lereng Merapi yang hingga kini masih menempati lokasi-lokasi pengungsian di kawasan kota Klaten.
Dikatakannya, aktivitas Merapi yang masih belum stabil membuat Pemkab meminta kesabaran pengungsian untuk tetap berada di posko pengungsian. (*)