Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengimbau masyarakat agar waspada terhadap prediksi perubahan cuaca angin kencang disertai curah hujan tinggi selama tiga hari ke depan.
"Berdasarkan informasi dari BMKG, cuaca ekstrem berupa angin kencang disertai hujan lebat masih akan terjadi tiga hari ke depan. Tapi secara umum Kota Mataram menetapkan siaga bencana alam sampai 30 April 2021," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Senin.
Oleh karena itu, masyarakat harus tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang bisa terjadi kapan saja. Angin kencang bisa berdampak pada pohon tumbang dan potensi angin puting beliung.
Bahkan, katanya, dampak dari angin kencang selama empat hari terakhir ini telah terjadi lima pohon tumbang pada beberapa titik yakni di wilayah Cakranegara Selatan, Cakranegara Timur dan kawasan Rembiga.
"Akibat pohon tumbang itu, tidak ada korban jiwa dan materi karena pohon tumbang ke jalan. Kami bersama tim satgas bencana lainnya langsung melakukan penanganan," katanya.
Selain itu, terjadi banjir rob di Lingkungan Kampung Bugis, namun tidak berlangsung lama. Akibat angin kencang, sambungnya, memicu gelombang tinggi dengan ketinggian 1,5 meter hingga 2 meter.
"Akibatnya, terjadi abrasi pantai yang menimpa rumah enam kepala keluarga (KK) di Lingkungan Mapak Indah, Kelurahan Jempong. Mereka, saat ini sudah kita tangani dengan pembuatan tanggul darurat menggunakan karung berisi pasir serta bantuan logistik lainnya," katanya.
Di sisi lain, Mahfuddin mengajak masyarakat agar berkontribusi mengurangi dampak cuaca ekstrem dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Mataram Arif Rahman sebelumnya juga mengingatkan, agar masyarakat waspada terhadap dampak fenomena La Nina yang meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor dan saat ini berada pada puncaknya.
"Berdasarkan data BMKG fenomena La Nina mulai pada Bulan November 2020 sampai Maret 2021, puncaknya terjadi pada Bulan Januari dan Februari 2021," katanya.
Berita Terkait
BPBD pangkas pohon antisipasi dampak pancaroba di Lombok Tengah
Selasa, 19 November 2024 12:27
Dokter spesialis: Kipas angin dan mandi malam tak sebabkan pneumonia
Minggu, 17 November 2024 19:26
BMKG: Hanya angin yang mampu kurangi partikel debu vulkanik
Rabu, 13 November 2024 14:29
Bencana hidrometeorologi landa 11 kecamatan di Sukabumi
Selasa, 12 November 2024 4:37
Ratusan rumah rusak akibat puting beliung di Lombok Barat
Senin, 4 November 2024 20:23
Rumah atap ringan di NTB rentan rusak akibat angin puting beliung
Senin, 4 November 2024 11:26
BPBD NTB ingatkan masyarakat waspadai bencana hidrometeorologi
Minggu, 3 November 2024 16:30
Waspada!! potensi angin kencang dampak badai Trami di Indonesia
Rabu, 23 Oktober 2024 22:06