Disnakeswan NTB menginvestigasi kematian secara mendadak belasan kerbau

id Disnakeswan NTB,Kerbau Mati Mendadak,Lombok Tengah

Disnakeswan NTB menginvestigasi kematian secara mendadak belasan kerbau

Petugas mengambil sampel air liur kerbau milik warga di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jumat (10/9/2021). ANTARA/HO-Polsek Kuta

Mataram (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Nusa Tenggara Barat melakukan investigasi terhadap penyebab kematian secara mendadak sebanyak 19 ekor kerbau di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.

"Kami sudah turun ke lapangan hari ini untuk melakukan investigasi bersama Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, dan Dokter Hewan Puskeswan Kecamatan Pujut," kata Kepala Disnakeswan NTB Khairul Akbar, yang dihubungi di Mataram, Jumat.

Ia mengatakan belasan kerbau tersebut mati secara mendadak pada hari yang berbeda-beda.

Hasil investigasi didapatkan sejumlah informasi dari masyarakat dan pemilik ternak. Kejadian kematian pertama pada 6 September 2021, anak kerbau usia empat bulan mati dan bangkainya dibuang ke sumur tua. Ada juga indukan usia tiga tahun sakit kemudian dipotong paksa.

Laporan warga berlanjut secara berturut-turut hingga Jumat (10/9). Ada tiga kerbau dilaporkan dan belum sempat mendapatkan pengobatan.

Dari hasil pemeriksaan tim, kata Khairul, gejala klinis yang muncul adalah hypersalivasi, ngorok, kembung dan mata hyperemi.

"Dari gejala tersebut dapat di duga bahwa kerbau yang mati mendadak dan yang sakit menderita pneumonia yang mengarah ke SE," ujar

Penyakit Septicemia epizootica (SE) atau ngorok adalah suatu penyakit infeksi akut atau menahun pada sapi dan kerbau.

Dari hasil investigasi sementara, kata dia, pihaknya melakukan upaya pengobatan serentak pada kerbau milik warga. Pengobatan ulang direncanakan pada 13 September 2021.

Tim gabungan juga akan melakukan observasi selama tiga hari. Bila tidak ada gejala yang muncul, akan dilakukan vaksinasi.

"Kami juga melakukan pengambilan sampel serum darah untuk di kirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar," ucap Khairul.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah Lalu Iskandar yang juga dikonfirmasi membenarkan sebanyak 19 ekor kerbau milik warga Desa Kuta, Kecamatan Pujut, dilaporkan mati mendadak.

"Memang benar total kerbau yang mati sampai sekarang 19 ekor. Kaki menduga kena penyakit SE yang disebabkan oleh bakteri. Tapi kami pastikan kebenarannya dengan mengirim sampel darah ke BBVet Denpasar," katanya.

Ia mengatakan beberapa tindakan yang sudah dilakukan untuk mencegah penularan adalah melakukan vaksinasi dan isolasi di wilayah tersebut.

Sampai dengan saat ini, kata Iskandar, jumlah kerbau dan sapi yang diberi vaksin sebanyak 85 ekor.

"Vaksin selanjutnya akan dilaksanakan pada Senin (13/9), sekalian memastikan dan menjelaskan kepada masyarakat tentang penyakit yang menyerang kerbau," ujarnya.