Mataram (ANTARA) - Komisi Pemberantasan Korupsi akan kembali melakukan supervisi terhadap penanganan kasus dugaan korupsi proyek pengadaan alat kesenian "Marching Band" pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) NTB.
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Polda NTB Komisaris Besar Polisi Nasrun Pasaribu di Mataram, Kamis, membenarkan perihal agenda supervisi dari komisi antirasuah tersebut.
"Iya, memang kami sudah menerima surat dari KPK yang memberitahukan akan ada supervisi soal penanganan kasus itu (Marching Band). Cuma soal kapan akan datang, kami belum dapat informasi lebih lanjut," kata Nasrun.
Perihal progres penanganan kasus tersebut, Nasrun meyakinkan bahwa penyidik tetap melaporkan setiap perkembangan ke Mabes Polri. Demikian juga dengan kendala penanganan perkara yang kini masih menggantung di tahap penyidikan.
"Itu makanya penanganan kasus ini menjadi perhatian," ucapnya.
Dalam kasus ini penyidik telah menetapkan dua tersangka, yakni Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berinisial MI dan direktur pelaksana proyek dari CV Embun Emas, berinisial LB.
Keduanya ditetapkan dengan penguatan alat bukti dari hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan NTB. Potensi kerugian negara mencapai Rp702 juta.
Kerugian pun muncul dari hasil identifikasi penyaluran anggaran pengadaan dalam dua tahap. Pertama senilai Rp1,57 miliar untuk dibagikan ke lima SMA Negeri dan kedua Rp982,43 juta untuk empat SMA swasta.
Dengan adanya nilai kerugian tersebut, penyidik melimpahkan berkas ke jaksa. Bahkan perihal permintaan soal harga pembanding dari pengadaan alat, juga sudah dipenuhi oleh penyidik. Harga pembanding untuk spesifikasi alat kesenian itu telah dicantumkan dalam kelengkapan berkas.
Meskipun demikian, hingga kini perkara tersebut belum juga menemukan kepastian hukum sejak pihak kepolisian menanganinya di tahun 2018.
Terkait dengan persoalan ini, KPK pada periode Januari 2022, telah melaksanakan supervisi. Dari kajian, KPK melihat adanya perbedaan pendapat antara penyidik dengan jaksa peneliti.
Direktur Koordinasi dan Supervisi Wilayah V KPK Budi Waluya yang saat itu ditemui dalam kunjungan ke Polda NTB memastikan sudah memberi arahan dan masukan kepada penyidik kepolisian.
Dengan adanya rencana KPK yang akan kembali melakukan supervisi, Nasrun menyambutnya dengan harapan agar kasus tersebut segera menemukan kepastian hukum.
Berita Terkait
Kejagung memastikan hubungan dengan KPK baik-baik saja
Selasa, 2 Juli 2024 16:38
KPK telusuri potensi kerugian negara kasus pengeboran air di Gili Trawangan
Senin, 10 Juni 2024 14:43
Guru Besar Unram meminta KPK supervisi kasus korupsi Bank NTB Syariah
Senin, 19 Februari 2024 15:19
Polda Metro ajukan supervisi dengan KPK kasus dugaan pemerasan
Sabtu, 14 Oktober 2023 5:19
KPK supervisi penanganan dugaan korupsi Poltekkes Mataram
Jumat, 2 September 2022 15:51
KPK supervisi penanganan kasus dugaan korupsi aset Gili Trawangan
Kamis, 1 September 2022 12:36
KPK berharap penyidikan "Marching Band" di NTB segera tuntas
Rabu, 31 Agustus 2022 17:40
KPK menggelar koordinasi dan supervisi kasus korupsi dengan Polda NTB
Selasa, 18 Januari 2022 17:08