G20 terbuka terhadap dukungan mitra untuk pastikan pemulihan rata

id G20,Kesehatan,Investasi ,Transisi keuangan

G20 terbuka terhadap dukungan mitra untuk pastikan pemulihan rata

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam dialog bersama yang digelar oleh Tri Hita Karana sebagai salah satu kegiatan Road to G20 di Davos, Swiss, Selasa (25/5/2022). (ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Presidensi G20 Indonesia sangat terbuka terhadap berbagai bentuk dukungan mitra dalam rangka memastikan pemulihan yang merata.

“Pada Presidensi G20 kali ini, Indonesia terbuka terhadap dukungan mitra,” katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Dukungan itu bisa berbentuk proyek percontohan atau mercusuar dan kerjasama ekonomi terutama di bidang transisi energi serta pengembangan skema pembiayaan ramah pasar dengan praktik terbaik internasional.

Kemudian juga pendanaan untuk mengembangkan teknologi yang tersedia dan terjangkau untuk mendukung transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Hal ini sejalan dengan tema Presidensi G20 Indonesia yaitu Recover Together, Recover Stronger sehingga seluruh anggota bertanggung jawab untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.

Presidensi G20 Indonesia sendiri fokus pada tiga bidang prioritas global dan nasional yakni memperkuat arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital dan mempercepat transisi energi.

“Kami mendorong anggota G20 untuk bekerja sama untuk menyeimbangkan kepentingan di seluruh keanggotaan yang beragam dan memastikan tidak ada yang tertinggal,” kata Airlangga.

Baca juga: Airlangga dorong G20 kerja sama seimbangkan kepentingan anggotanya

Sementara untuk percepatan transisi energi, terdapat tiga prioritas di bawah G20 untuk mencapai Net Zero Emisison secara global pada pertengahan abad ini. Tiga prioritas tersebut meliputi mengamankan aksesibilitas energi, meningkatkan teknologi cerdas dan bersih serta memajukan pembiayaan energi.

Airlangga menjelaskan, mengingat sektor energi merupakan sumber dari sekitar tiga perempat emisi gas rumah kaca maka kerangka kerja G20 adalah memandu transisi negara-negara ekonomi utama.

Upaya itu akan menjadi langkah maju yang besar dan penting secara sistemik bagi ekonomi global termasuk memperkuat koordinasi dan koherensi dengan agenda jalur keuangan G20. Kolaborasi dengan jalur keuangan bertujuan untuk memberikan kerangka kerja keuangan dan investasi transisi. “Penting juga untuk meningkatkan tindakan transisi di seluruh jalur Sherpa,” tegasnya.