"BARAPAN KEBO" TRADISI BUDAYA "TANA SAMAWA"

id

   {jpg*2} 
    "Ala e sai nongka tan Makatoan lako aku Sa nya baing gila roda."  Demikian sepenggal bait "Lawas Ngumang"  yang artinya "siapakah yang belum  mengenal tanyakan padaku inilah pemilik kerbau Gila Roda (nama kerbau juara balapan).
     "Lawas Ngumang" (sejenis puisi tradisi khas Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat) itu ditembangkan seorang pria dengan lantang sambil mengacungkan "Mangkar" (cambuk khas Sumbawa yang khusus digunakan untuk menghalau kerbau pada saat "Barapan Kebo".
      "Ngumang" dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan kegembiraan karena telah menang dalam Barapan Kebo" (balapan kerbau). Ngumang juga bertujuan untuk memberikan semangat kepada peserta sekaligus barapan memperkenalkan diri kepada penonton.
       Barapan Kebo merupakan tradisi masyarakat agraris Sumbawa termasuk Sumbawa Barat yang hingga kini masih hidup di "Tana Samawa" (nama lain Kabupaten  Sumbawa dan Sumbawa Barat). Tradisi ini digelar masyarakat suku Samawa setiap menjelang musim tanam.
       Selain sebagai pesta menyambut datangnya musim tanam yang digelar besar-besaran pada lahan sawah yang akan ditanami. Tradisi adu cepat kerbau yang kerap digelar di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat ini juga diselenggarakan untuk mengolah tanah sawah agar mudah ditanami.
       HL Muhadli, budayawan yang juga Ketua Lembaga Adat Sumbawa Barat  mengatakan, tradisi "Barapan Kebo" diwarisi secara turun-temurun oleh masyarakat Sumbawa yang merupakan kebiasaan warisan leluhur Suku Samawa. Awalnya tradisi ini dilaksanakan sebagai penghibur ketika musim hujan tiba yang selalu diikuti dengan musim tanam padi.      
      Saat hujan turun ni sawah-sawah digenangi air. Pada saat inilah para petani mulai berbondong-bondong mengolah sawah-sawah mereka untuk ditanami, mulai dari membersihkannya rumput dan tanaman liar lain hingga menggemburkan tanah sawah dengan cara membajaknya. Kerbau menjadi hewan utama untuk membantu petani membajak sawah.
        Masyarakat kemudian berbondong-bondong membawa ternak kerbau (dalam Bahasa Sumbawa disebut Kebo) mereka, turun ke sawah-sawah. Kegiatan membajak sawah tentulah merupakan kegiatan yang melelahkan. Karena itu dalam kondisi fisik yang lelah dan jenuh, para petani membutuhkan hiburan.  
      "Naluri seni masyarakat pun akhirnya menginspirasi kegiatan hewan-hewan ini untuk dijadikan hiburan sebagai wujud kegembiraan pada musim tanam padi. Tradisi ini kemudiam   menjadi pesta rakyat yang dikenal dengan "Barapan Kebo". Kerbau-kerbau yang sebelumnya berfungsi hanya untuk membajak sawah ini, akhirnya menjadi penghibur bagi masyarakat.
        Pada sawah-sawah yang hendak ditanami, secara bergantian kerbau-kerbau milik masyarakat akan beradu cepat dari satu sawah ke sawah lainnya. Kegiatan ini terus dilakukan secara turun-temurun dan menjadi budaya atau tradisi bagi masyarakat Samawa. Setelah fungsinya tidak lagi hanya membajak sawah, melainkan sebagai hiburan, kegiatan ini dipoles dengan cita rasa seni masyarakatnya.
       Menurut Muhadli, hewan yang dikenal lamban ini pun akhirnya diadu untuk bisa berlari cepat saling mendahului satu sama lainnya. Dalam perkembangannya, untuk lebih menertibkan jalannya kegiatan adu cepat kerbau ini karena telah berfungsi pula sebagai hiburan, maka dibuatlah aturan pertandingannya.
       Demikian awal dari tradisi "Barapan Kebo" yang hingga kini masih tetap digelar "Tau Samawa" (orang Sumbawa). Bahkan kini tradisi ini menjadi salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Sumbawa maupun Sumbawa Barat.
      
    {jpg*3}                                           Kalender wisata
      Kepala  Dinas Energi Sumber Daya Mineral Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa Barat Hajamuddin mengatakan, Barapan Kebo memiliki banyak keunikan dan cukup potensial dijadikan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini.
       Kini tradisi Barapan Kebo tersebut menjadi kalender wisata Kabupaten Sumbawa Barat. Bahkan barapan yang mirip dengan karapan sapi di Madura itu kini digalar hampir setiap bulan di daerah ini terutama pada musim tanam seperti sekarang ini.
       Sekarang ini tidak hanya petani yang menjadi peserta Barapan Kebo. Para pejabat di Kabupaten Sumbawa Barat juga mengikutkan kerbau andalannya untuk ikut berlaga di arena barapan tersebut. Para pejabat membaur dengan  masyarakat "menikmati" atraksi Barapan Kebo tersebut.
       "Ini sekaligus sebagai ajang silaturahim antara masyarakat dan pemerintah. Moment tersebut juga dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di daerah ini," ujarnya.
        Bagi Pemkab Sumbawa Barat 2012 ini merupakan tahun promosi melalui berbagai upaya termasuk melalui atraksi budaya dan menggelar tradisi seperti Barapan Kebo. Ini dihajatkan untuk manarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini,
        Dalam kaitan pada 2012  Pemkab Sumbawa Barat berencana membangun arena khusus Barapan Kebo yang sekaligus bisa digunakan untuk atraksi kesenian dan masyarakat bisa berjualan cindramata di arena tersebut.
        "Karena itu kalau kami mengharapkan dana pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) diarahkan untuk pengembangan pariwisata di daerah ini terutama untuk membangun arena Barapan Kebo. Ini kita harapkan menjadi daya tarik wisata guna menarik minat wisatawan berkunjung ke daerah ini," ujarnya.
         Selain Barapan Kebo, mulai Januari hingga Desember 2012 Dinas ESDM Kebudayaan dan Pariwisata Sumbawa Barat juga menggelar lomba Kebo (kerbau) Hias dan juga Festival Seni Budaya "Kemuter Telu" menampilkan musik tradisional bernuansa Islami.
       "Di samping itu kami juga memasang baliho di kawasan wisata Senggigi Lombok Barat yang kini ramai dikunjungi wisatawan macanegara dan di kawasan Bandara Internasional Lombok (BIL). Untuk melakukan promosi pariwisata kami juga sudah membuka website khusus pariwisata," kata Hajamuddin.
        Sementara itu Wakil Bupati Sumbawa Barat H Mala Rahman mengatakan, berbagai acara yang dilaksanakan di daerah ini dikaitkan dengan program unggulan Visit Lombok Sumbawa (VLS) 2012 dengan target kunjungan satu juta wisatawan yang kini sedang digalakkan Pemerintah Provinsi NTB.
        "Berbagai acara (event) yang kita gelar di Kabupaten Sumbawa Barat ini harus ada 'link-nya' dengan program unggulan VLS 2012. Jadi harus mendapat dukungan penuh dari pemprov dan kabupaten/kota lainnya di NTB," katanya.
        Ia mengatakan, selain memiliki banyak obyek wisata alam dan pantai, Kabupaten Sumbawa Barat juga kaya akan seni budaya yang cukup potensial untuk menarik wisatawan berkunjung ke daerah ini. Dalam pengembangan seni dan budaya tersebut dilakukan bekerja sama dengan budayawan dan seniman yang ada di daerah ini.
        Mala Rahman mengakui pengembangan Pariwisata Kabupaten Sumbawa Barat tidak terlepas dari peran perusahaan tambang tembaga dan emas PT Newmont Nusa Tenggara  (PTNNT) yang juga peduli terhadap pengembangan seni dan budaya di daerah bermoto "Pariri Lema Bariri" termasuk membangun fasilitas di sejumlah obyek wisata di Pantai Maluk dan Jelenga.
       "Saya mengakui peranan PTNNT dalam pengembangan pariwisata di Sumbawa Barat ini cukup besar. Perusahaan tambang ini ikut membina sanggar seni di daerah ini. Bahkan tidak jarang menampilkan atraksi kesenian tradisional khas Sumbawa Barat pada setiap acara termasuk di Jakarta," katanya.
   
   {jpg*4}        Peran Newmont  
      Ke depan Mala Rahman mengharap peran PTNNT dalam pengembangan pariwisata Kabupaten Sumbawa Barat terus ditingkatkan dengan membina sanggar-sanggar kesenian dan menampilkan pada acara-acara yang digalar di tingkat provinsi maupun di luar NTB termasuk di Jakarta seperti yang telah dilaksanakan selama ini.
        Ia mengakui angka kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sumbawa Barat hingga sekarang ini masih relatif rendah di bawah 1.000 orang. Ini disebabkan berbagai kendala, seperti infrastruktur jalan yang memadai dan masih perlu dilakukan penataan obyek wisata.
        Karena itu, katanya, mulai 2012 ini pihaknya akan melakukan pembangunan infrastruktur jalan terutama akses ke obyek wisata termasuk menata tempat wisata yang ada di daerah ini. Selain itu juga mengembangkan fasilitas transportasi baik darat laut maupun udara.
       "Untuk pengembangan sektor pariwisata Sumbawa Barat kami juga menganggarkan dana cukup besar. Pada 2012 kami menganggarkan sebesar Rp2,5 miliar, alokasi dana tersebut meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya hanya Rp200 juta," kata Mala.
        Dengan berbagai upaya dan ikhtiar yang sedang dan akan dilakukan, Pemkab Sumbawa Barat menyatakan optimis angka kunjungan wisatawan ke daerah ini akan semakin meningkat dan akan menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) tersebar. Bahkan sektor pariwisata ini diharapkan bisa menjadi sumber pendapatan andalan setelah PTNNT berhenti beroperasi.
       Mala Rahman  berharap selain pantai berpasir putih yang membentang sepanjang 80 kilometer mulai dari Poto Tano hingga Talonang, Kecamatan Sekongkang dan kekayaan seni budaya di Kabupaten Sumbawa Barat, tradisi Barapan Kebo yang memiliki berbagai keunikan bisa menjadi daya tarik wisata.
       Untuk tingkat Provinsi NTB jumlah wisatawan yang berkunjung selama 2011 mencapai 730.000 orang, naik cukup signifikan dibanding 2010 sebanyak 662.717 orang.
       "Menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi NTB, sejak Januari hingga November 2011 jumlah wisatawan mencapai 730.000 orang baik wisatawan mancanegara maupun nusantara, meningkat cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya," kata Kabag Humas dan Protokoler Setda NTB H Moh Faozal.
       Jumlah kunjungan wisatawan selama 11 bulan pada 2011 itu hampir mendekati target kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik 2011 yakni 750.000 orang.
        Data Disbudpar NTB itu diperkuat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) NTB yang memprediksi kunjungan wisatawan ke Provinsi NTB selama 2010 mengalami peningkatan drastis yang dapat mencapai 21 persen jika dibanding tahun sebelumnya.
        Dasar peningkatan target kunjungan wisatawan itu, yakni laporan BPS tentang Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang yang mengalami peningkatan setiap bulan.
       Alasan lainnya yakni hasil testimoni yang menyatakan TPK hotel berbintang rata-rata meningkat hingga mencapai 80 persen setiap bulan dalam beberapa bulan terakhir ini.  Juga alasan fakta-fakta seperti acara MICE, museum, forum komunikasi (forkom) dan kegiatan lainnya yang dapat memacu peningkatan angka kunjungan wisatawan.
       MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) atau Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran.
       "Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang cukup signifikan itu, merupakan buah dari upaya bersama pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota, yang mengembangkan berbagai kegiatan monumental yang berskala nasional maupun internasional, sebagai rangkaian kegiatan Visit Lombok Sumbawa 2012 dengan target satu juta wisatawan," ujarnya.
       Dengan peningkatan kunjungan wisatawan setiap tahun itu, mengindikasikan target program Visit Lombok Sumbawa (VLS) 2012 dapat dicapai.  
      "Barapan Kebo", tradisi Tau Samawa yang semula sebagai hiburan penghilang lelah ketika para petani di Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa mengolah sawah menanam padi kini menjadi daya tarik wisata.(*)    
            
KETERANGAN FOTO: Wakil Bupati Sumbawa Barat H Mala Rahman  memandang berbagai upaya yang dilakukan tidak dalam mengembangkan pariwisata Kabupaten Sumbawa Barat tak terpisahkan program unggulan Pemerintah Provinsi, Visit Lombok Sumbawa (VLS) 2012.

Tradisi "Barapan Kebo" (Balapan Kerbau) yang menjadi kelender wisata Kabupaten Sumbawa Barat.

"Sakeco" -  Kesenian tradisional Tana Samawa  (sebutan Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat) yang menjadi salah satub daya tarik wisata di Sumbawa Barat.