BIMA TUAN RUMAH RAKOR APEKSI WILAYAH IV

id

     Mataram, 13/11 (ANTARA) - Pemerintah Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi tuan rumah pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Komisariat Wilayah IV, yang dijadwalkan 14-16 November 2012.

     "Rakor Apeksi Komisariat Wilayah IV yang ke-8 itu akan dibuka oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Sjarifuddin Hasan, pada Rabu (14/11) sore," kata Kabag Humas dan Protokoler Setda NTB Tri Budiprayitno, di Mataram, Selasa.

     Tri mengatakan, Pemprov NTB juga akan mengambil bagian dalam pelaksanaan Apeksi Komisariat Wilayah IV itu, sehingga Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, akan berupaya hadir.

      Peserta rakor Apeksi itu, terdiri dari 14 pemerintah kota yang meliputi dua kota di wilayah NTB yakni Kota Mataram dan Bima, dan 12 kota di Kawasan Indonesia Timur yang meliputi Jawa Timur, Bali, dan NTT).

      Esensi rakor Apeksi itu antara lain membahas berbagai hal yang berkaitan dengan pemanfaatan dana APBN.

      "Tentunya rakor itu akan menghasilkan rekomendasi bersama untuk diberikan kepada pemerintah pusat," ujarnya.

      Sebelumnya, Wali Kota Bima H M Qurais mengatakan, pihaknya telah siap menjadi tuan rumah pelaksanaan Rakor Apeksi Komisariat IV itu, dan telah melakukan serangkaian pembenahan di berbagai aspek.

      Berbagai persiapan, antara lain menyiapkan umbul-umbul, penataan taman kota, lampu penerangan jalan, dan kebersihan dalam wilayah Kota Bima.

      "Kami juga telah meminta berbagai komponen masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam acara tersebut. Partisipasi  itu berupa ikut menjaga nama baik Kota Bima selama acara berlangsung, terutama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat," ujarnya.

      Menurut dia, rakor Apeksi itu merupakan momentum bagi Kota Bima untuk menginformasikan tentang kondisi Bima yang sebenarnya.

      Sejauh ini, berbagai pemberitaan mengenai Bima di media nasional mengenai bentrokan, pertikaian, dan konflik sehingga membentuk opini Bima bukanlah daerah aman.

      "Bentrok dan pertikaian hanya kasuistik sebagaimana terjadi di daerah lain, sesungguhnya masyarakat Bima ramah, santun, dan saling menghormati, itu bisa dilihat langsung oleh para tamu yang datang ke Bima," ujar Qurais.  (*)