Mataram, 3/12 (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat mencatat nilai tukar petani di daerah ini pada November 2012 terendah kedua secara nasional karena hanya mencapai 95,13 persen.
"Nilai tukar petani (NTP) di daerah ini memang kondisi seperti ini, Belum bisa bergeser dari posisi 31 dari 32 provinsi yang dihitung, atau hanya berada di atas Jambi dengan NTP 91,06 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Soegarenda di Mataram, Senin.
NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Ia mengatakan, dari 32 provinsi yang dilaporkan, sebanyak 26 provinsi memiliki NTP di atas 100 persen, sedangkan enam provinsi termasuk NTB di bawah 100 persen.
"Kalau NTP masih di bawah 100 persen berarti kondisi ekonomi petani belum begitu membaik," ujarnya.
Soegarenda mengatakan, NTP pada November 2012 mengalami penurunan sebesar 0,33 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 95,45 persen.
Penyebab terjadinya penurunan NTP adalah menurunnya nilai tukar pada subsektor tanaman pangan (padi dan palawija) sebesar 0,28 persen, subsektor perkebunan 1,39 persen.
Selain itu, subsektor peternakan mengalami penurunan nilai tukar sebesar 0,37 persen, subsektor perikanan 0,35 persen.
"Satu-satunya subsektor yang mengalami kenaikan nilai tukar adalah subsektor hortikultura sebesar 0,11 persen karena terjadinya kenaikan harga cabai, tomat, kacang panjang dan kangkung," ujarnya.
Soegarenda menyebutkan dari 32 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP pada November 2012 terhadap NTP pada Oktober 2012, terjadi kenaikan di 14 provinsi dan penurunan di 18 provinsi.
Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Maluku, sebesar 0,52 persen, sedangkan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo, sebesar 1,32 persen.
(ANT)