PESAWAT "GAGAK AIR" MENDARAT DARURAT DI SELAPARANG

id

Mataram, 30/4 (ANTARA) - Pesawat "Gagak Air" tipe Boeing 737 seri 300 dengan nomor penerbangan GAGAK 394 mengalami gangguan mesin sebelah kanan, sehingga terpaksa mendarat darurat di Bandara Selaparang, Mataram, Kamis.

Akibat pendaratan darurat itu dua orang penumpang dilaporkan meninggal dunia, dua luka bakar dan enam patah tulang serta puluhan korban lainnya luka ringan.

Pendaratan darurat pesawat "Gagak Air" itu merupakan bagian dari skenario dalam Pelatihan Gawat Darurat (PGD) Dirgantara Raharja ke-52 yang digelar PT Angkasa Pura I (Persero) di Bandara Selaparang Mataram.

Sementara pelatihan itu sendiri diikuti oleh unsur pengelola dan unit-unit terkait di lingkungan bandara dan pemerintah daerah yang terdiri atas unsur keamanan TNI/Polri, kesehatan dan pemadam kebakaran.

Pada pelatihan terpadu penanggulangan dan pengendalian kecelakaan penerbangan itu diskenariokan pesawat "Gagak Air" mengalami gangguan mesin sebelah kanan dalam penerbangan dari Bandara El Tari Kupang menuju Bandara Seoakrno-Hatta, Jakarta, sehingga akhirnya memutuskan mengalihkan pendaratan (divert) ke Bandara Selaparang, Mataram.

Saat penerbangan dari Bandara El Tari menuju Soekarno-Hatta yang rencananya ditempuh dalam waktu 2 jam 30 menit itu, "Gagak Air" membawa 63 penumpang, terdiri lima kru pesawat dan 58 penumpang termasuk seorang tahanan kriminal yang dikawal dua polisi berpakaian preman.

Dalam percakapan dengan pengatur lalulintas udara (ATC) di Bandara Hasanuddin, Makassar, Pilot In Command (PIC) "Gagak Air", Captain Uus Nulyana, menginformasikan saat berada pada ketinggian jelajah 32.000 kaki di atas permukaan laut setelah melakukan satu jam penerbangan dari Bandara El Tari, mesin pesawat sebelah kanan mulai mengalami gangguan.

Barbagai upaya perbaikan dilakukan ketika pesawat masih berada di udara, namun tidak membuahkan hasil sehingga PIC meminta turun ke ketinggian yang lebih rendah sambil mengantisipasi tindakan selanjutnya. ATC Makasar selanjutnya menyerahkan pemanduan pesawat kepada ATC Ngurah Rai, Bali.

Pendaratan darurat kemudian segera diupayakan menuju bandara terdekat. Posisi pesawat saat itu berada di arah 90 derajat pada 50 Nautical Mile dari MTM VOR/DME.

Pilot "Gagak Air" menghubungi ATC Bandara Ngurah Rai untuk melakukan pendaratan di Bandara Selaparang yang merupakan bandara terdekat pada rute penerbangan tersebut.

Sebab, sesuai rencana penerbangan ( (flight plan) bahwa yang menjadi alternate aerodrome sebenarnya adalah Bandara Ngurah Rai Bali, namun PIC memutuskan untuk mendaratkan pesawatnya di Bandara Selaparang, karena kondisi pesawat yang sangat mengkhawatirkan dan perlu segera didaratkan.

Setelah dilakukan koordinasi antara ATC Bandara Ngurahrai dan ATC Selaparang, selanjutnya pemanduan pesawat GAGAK 349 diserahkan ke ATC Selaparang dengan tetap dimonitor oleh radar di Bandara Ngurah Rai.

Kepada pilot pesawat yang naas itu, petugas ATC memberikan informasi bahwa perkiraan waktu pendaratan pukul 10.30 Wita dan selanjutnya pemanduan ditangani sepenuhnya oleh ATC Selaparang.

Segala persiapan guna mengantisipasi pendaratan darurat tersebut akhirnya dilakukan oleh unsur terkait di Bandara Selaparang. Semua unit keselamatan dan pengamanan bandara, unsur medis serta pengamanan lainnya dilibatkan.

Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Bendara Selaparang yang saat itu dikerahkan diantaranya adalah tiga unit kendaraan pemadam kebakaran masing-masing berisi 4.000 lier air dan 5.000 liter busa (foam).

Selain itu, dua unit kendaraan resque masing-masing berisi 250 kilogram bubuk (powder), satu unit kendaraan komando, satu unit kendaraan para medis dua unit kendaraan ambulans lengkap dengan peralatan medis dan seorang dokter.

Pada pelaksanaan PGD Dirgantara Raharja tersebut diskenariokan kobaran api di bagian kanan badan pesawat berhasil dipadamkan dalam waktu kurang dari tiga menit berkat kesigapan dan koordinasi yang baik dari para petugas di lapangan, sehingga api tidak sampai menjalar ke seluruh badan pesawat.

Semua penumpang termasuk kru pesawat berhasil dievakuasi termasuk salah seorang diantaranya adalah pengawal tahanan dari Polres Kupang.

Seluruh korban yang menderita luka-luka dievakuasi ke RSU Mataram, RSI Siti Hajar, RS Bhayangkara, RS Santo Antonius dan RS Risa Centra Medika termasuk satu orang korban terpaksa dievakuasi dengan helikopter ke RSU Mataram.

Pada saat kejadian tersebut diskenariokan juga seorang tahanan yang dibawa dari Kupang berusaha menggunakan kesempatan tersebut untuk kabur dengan cara mengelabui petugas dengan mengganti pakaiannya dengan jaket hitam milik pengawal yang tidak sadarkan diri.

Namun karena kesigapan petugas kepolisian dibantu petugas keamanan lainnya, tahanan tersebut berhasil diamankan selanjutnya ditahan di Polres Mataram.(*)