Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina International Shipping (PIS) menyebut ada tiga aspek evaluasi agar insiden terbakarnya kapal pengangkut bahan bakar minyak (BBM) tak terulang lagi. "Pertama, pasti dilakukan adalah safety audit atas semua aset kapal yang saat ini dioperasikan oleh PIS. Gunanya apa? untuk mengetahui kelemahannya saat ini apa," kata Direktur Operasi PIS Brilian Perdana di sela-sela acara media gathering di Jakarta, Kamis (6/4) malam.
Sebelumnya, kapal MT Kristin terbakar di perairan barat Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (26/3). Kapal itu merupakan milik PT Hanlyn Jaya Mandiri yang disewa oleh PIS untuk mengangkut muatan BBM berupa Pertalite ke Integrated Terminal Ampenan dan Fuel Terminal Sanggaran.
Evaluasi kedua yang dilakukan PIS ialah melakukan standarisasi ship management untuk memastikan kapal-kapal tersebut mempunyai standar keselamatan yang tinggi. "Ship management memegang peranan penting dalam hal pengelolaan kapal. Kalau misalnya kapalnya itu tidak dikelola dengan baik, bukan dikelola oleh ship management yang profesional dan juga punya standar keselamatan yang tinggi, kami akan kesulitan nanti untuk memastikan bahwa kapal-kapal itu handal pada saat dioperasikan oleh PIS," ujar Brilian.
Ketiga, kata dia, PIS akan memperketat penerimaan kapal dan juga pengoperasian aset-aset yang dimiliki oleh PIS maupun Pertamina Group. "Ketiga, tentu kami akan perketat lagi penerimaan kapal dan pengoperasian aset yang dimiliki oleh PIS dan juga Pertamina Group secara keseluruhan. Jadi, baik dari sisi kapalnya, dari sisi terminalnya, itu kami akan lakukan safety audit dan kami perketat lagi nanti pada saat aset-aset ini dioperasikan," katanya.
Terkait insiden itu, PIS juga telah berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
PIS menyatakan selalu siaga untuk berkoordinasi dengan otoritas dan pihak berwenang yang akan melakukan proses lebih lanjut, baik proses investigasi untuk mengusut tuntas penyebab terjadinya insiden kapal maupun proses mitigasi atas risiko dampak-dampak dari peristiwa tersebut.
Setelah berhasil melakukan proses sandar kapal MT Kristin di dermaga, PIS berkoordinasi dengan KLHK dan KNKT yang bertandang ke dermaga untuk memeriksa fisik kapal MT Kristin dan lainnya.
Baca juga: Pertamina Dumai pantau pastikan warga sekitar tak terdampak
Baca juga: Masyarakat menyambut positif uji coba Program Subsidi Tepat
Adapun tim KLHK telah mengambil sampel air laut. Sementara tim KNKT telah memeriksa fisik terhadap kapal MT Kristin. Sementara, pemilik kapal MT Kristin juga sudah menyatakan siap bertanggung jawab penuh atas dampak-dampak yang ditimbulkan dari insiden tersebut.
"Kami bertanggung jawab penuh sebagai ship owner untuk menjamin keselamatan awak kapal, kargo kapal, penanganan MT Kristin, penanggulangan risiko dampak lingkungan, dan kami siap menjalin kerja sama dengan pihak terkait untuk bersama-sama melaksanakan langkah yang diperlukan dalam rangka pemeriksaan dan investigasi penyebab terjadinya insiden," kata Direktur PT Hanlyn Jaya Mandiri Tedi Supriadi dalam keterangannya pada Selasa (28/3).
Berita Terkait
PIS meraih empat penghargaan di Marketeers Editor's Choice Award
Sabtu, 21 September 2024 5:55
Pertamina International Shipping kibarkan Merah Putih di bawah laut Gili Tramena
Sabtu, 17 Agustus 2024 16:19
Pertamina International Shipping menanam 10.000 pohon mangrove
Selasa, 30 Juli 2024 18:21
New whale sharks found in Central Papua's Cendrawasih Bay
Rabu, 12 Juni 2024 5:30
Pertamina International Shipping cetak laba 330 juta dolar AS di 2023
Kamis, 7 Maret 2024 16:20
Pertamina Shipping miliki kapal tanker gas terbesar di dunia
Jumat, 3 Februari 2023 14:01
PIS ungkap strategi atasi tantangan disrupsi
Sabtu, 16 November 2024 6:35
Kapal PG-1 mampu angkut 45.000 metrik ton LPG
Senin, 23 September 2024 21:04