Masyarakat menyambut positif uji coba Program Subsidi Tepat

id Program subsidi tepat,Subsidi,Pertamina,KedaiKopi

Masyarakat menyambut positif uji coba Program Subsidi Tepat

Program Subsidi Tepat Mampu Menjaga Distribusi BBM Bersubsidi Kepada Warga yang Berhak (Humas Pertamina)

Mataram (ANTARA) - Masyarakat menyambut positif program Subsidi Tepat yang kini sedang diujicobakan pelaksanaannya di beberapa wilayah di Indonesia. Bahkan, dalam uji coba yang dilakukan di kawasan Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara terjadi peningkatan pendaftar program pengendalian BBM subsidi tersebut.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Region Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani mengatakan, saat ini mulai tampak peningkatan jumlah pendaftar dan pengguna QR Code untuk pembelian Solar Subsidi di masing-masing kota yang menjadi lokasi uji coba penerapan subsidi tepat. 

"Di Kabupaten Lumajang, pengguna QR Code meningkat 80 persen, Kabupaten Jember 30 persen, dan Bondowoso naik 12 persen. Berikutnya di Kota Mojokerto peningkatannya mencapai 252 persen dan di Kabupaten Mojokerto sebesar 80 persen," katanya. Kondisi serupa terjadi juga di Kota Kediri yang mengalami peningkatan 26 persen. Sementara di Kabupaten Kediri melonjak sekitar 25 persen.

Uji coba program Subsidi Tepat ini untuk menekan penyalahgunaan BBM bersubsidi. Sebab berdasarkan data Kementerian Keuangan, 80 persen pertalite dinikmati masyarakat mampu dan 89 persen solar bersubsidi dinikmati dunia usaha dan masyarakat mampu. Untuk itu sangat penting pengendalian distribusi BBM subsidi.

Penerapan program ini didukungan warga. Salah adalah Bambang Sapto. Warga Jember pengguna kendaraan Panther ini mengaku sudah mendaftar untuk memperoleh QR Code sejak tiga hari lalu. Dia menilai, kebijakan ini tidak menyulitkan proses pendaftarannya cukup mudah. "Saya daftar sendiri dan langsung dapat verifikasinya dalam waktu tiga hari," ujarnya.

Sebagai pengguna BBM jenis Solar Subsidi, dia merasa dengan penggunaan QR Code ini peruntukan BBM bersubsidi akan lebih terarah. Kuota sebesar 60 liter per hari untuk konsumen pribadi sudah sangat mencukupi. "Kalau saya untuk penggunaan dalam kota saja, tidak pernah mengisi sampai full 60 liter," ujarnya.

M. Azis Al Huda, pemilik perusahaan tour and travel P.O Djoko Kendil di Mojokerto ini mengaku tidak keberatan mendaftarkan 15 unit bus pariwisatanya untuk mendapatkan QR Code agar bisa mengisi BBM jenis Solar Subsidi. "Kami mengikuti saja. Itu juga tidak menyulitkan bagi sopirnya karena QR Code-nya bisa diprint Dan ditempel di masing-masing kendaraan," katanya.

Sebagai konsumen apalagi pengusaha yang bergerak di bidang jasa, Azis berharap kebijakan ini bisa dilaksanakan sebaik-baiknya agar tidak terjadi pelanggaran. Misalnya saja kuota satu kendaraan digunakan kendaraan lain.

Berdasarkan Survei KedaiKOPI, tidak banyak responden yang tahu bahwa Biosolar masuk BBM yang disubsidi Pemerintah. Hanya 4,5% responden yang faham. Survei juga menunjukkan, nelayan dan petani, supir jasa transportasi online dan pengusaha UMKM menjadi kelompok yang paling dinilai berhak menikmati BBM bersubsidi. Survei ini dilakukan secara tatap muka terhadap 2400 pengendara bermotor di 34 Provinsi pada 28 Nov-13 Desember 2022.